Indonesia Punya Potensi Jadi Raja Udang Dunia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah yakin, Indonesia bisa menjadi pemain utama atau raja ekspor udang dalam skala global.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sjarief Widjaja berkata, saat ini nilai pasar perikanan global telah menyentuh angka 162 miliar dolar AS.

Dari jumlah tersebut, sekitar 24 miliar dolar AS disumbang oleh komoditas udang.

Ia kemudian mengambil contoh Norwegia, sebagai pemain utama ikan salmon sejak 50 tahun lalu. Budidaya dan hilirisasinya berjalan dengan baik.

“Sekarang dia menjadi pemain pasar terbesar dunia, mengapa kita tidak meniru Norway menjadi pemain besar,” kata Sjarief, Sabtu 6 Maret 2021.

Lebih rinci, Sjarief menyebut, dari 24 miliar dolar AS, Indonesia hanya berkontribusi sekitar 2 miliar dolar AS aja, dengan produksi udang sebesar 239 ribu ton per tahun.

Angka ini diyakini bisa meningkat tajam, menjadi 2 juta ton per tahun, jika kawasan tambak direvitalisasi.

“Bisnis kita hampir Rp 224 triliun perikanan tangkap, Rp 143 triliun perikanan budi daya setahun. Yang dikelola baru sekitar 600 ribu hektare dari total 2 juta hektare,” ujar Sjarief.

“Jadi kita mulai memilih tambak udang yang idle menjadi kawasan, pemerintah masuk untuk infrastruktur seperti jalan, produksi, tandon, sumber air, irigasi, kita siapkan pakan, benih. Private sector masuk sebagai pengelolanya,” kata dia menambahkan.

Dengan upaya tersebut, dikatakan Sjarief, posisi Indonesia di sektor udang akan meningkat. Saat ini Indonesia di posisi ke-17 dari nilai pasar sebesar 24 miliar dolar AS.

“Jadi kita targetkan 2 juta ton per hektar, saat ini kita 186 ribu kita dorong menjadi 2 juta ton. Jadi ini target kami,” ujar dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini