Heboh Video Ustaz Ngaku Mualaf dan Anak Kandung Kardinal, Endingnya Kedok Asli Terbongkar, Ketahuan Tipu-tipu!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Media sosial tengah dihebohkan dengan viralnya video seorang oknum ustaz yang mengisahkan perjalanan hidupnya. Pria tersebut mengaku mualaf dan seorang Sarjana Teologi bernama Yohanes Ignatius.

“Alhamdulillah saya memiliki nama asli agak unik. Uniknya saya memang terlahir bukan dari keluarga besar islam. Saya terlahir dari keluarga besar kristen. Nama asli saya adalah Ir. Yohanes Ignitus S.Th.

“Saya berangkat dari ketua misionaris kristen Indonesia tahun 2004 selepas dari pendidikan saya di IVS (Injil Vatikan School), Roma, Italia. Saya empat tahun mempelajari ilmu tafsir Injil dan ilmu teologi atau perbandingan agama,” kata pria tersebut, dikutip Sabtu, 4 Juli 2020.

Pria tersebut juga mengaku bahwa dirinya anak seorang kardinal yang bernama Prof Dr Ignatius Sastrawardaya Master Teologi. Sementara ibunya adalah seorang penginjil di gereja.

“Saya terlahir sebagai anak tunggal, anak semata wayang dari pasangan rumah tangga bahagia dan sempurna yaitu ayah kandung tercinta adalah Prof. Dr. Ignatius Sastrawardaya, M.Th.

Bapak saya untuk tahun ini menjabat sebagai seorang kardinal dan sekaligus guru besar ilmu teologi di Indonesia. Ibu kandung saya seorang penginjil atau evangelis di gereja yaitu Ir. Maria Laura, M.Th,” katanya.

Video pengakuan Yohanes ini diunggah ulang oleh akun Twitter @KatolikG hingga akhirnya mencuri perhatian netizen. Para netizen melihat sejumlah kejanggalan dari video tersebut.

Salah satunya, pengakuan Yohanes yang mengatakan dirinya anak kardinal. Padahal seperti diketahui di Indonesia hanya ada tiga Kardinal dan semuanya tidak memiliki anak.

Para netizen pun menuding jika oknum ustaz tersebut melakukan modus tipu-tipu dalam ceramahnya. Belakangan, diketahui identitas asli dari Ustaz yang mengaku bernama Fauzan Al Azmi itu.

Identitas asli Fauzan Al Azmi dibongkar oleh Sansulung John Sum. Ia menyebut Fauzan Al Azmi adalah pria kelahiran Kudus, 4 Juli 1977. Ia bernama asli Joko Subandi.

“Setelah saya telusuri, ternyata ibu dari mualaf palsu ini bernama Surahma, bukan Maria Laura sebagaimana pengakuannya,” tulis Sansulung di akun Facebooknya.

Menurut Sansulung, Fauzan Al Azmi mengaku kuliah di Undip dengan gelar insinyur. Padahal tidak lulus SMA.

“Eh dia juga pernah mengaku masuk Akabri. Kemudian meralat Sarjana Theologianya diperoleh dari sebuah STT di Jakarta Barat dan menjadi Ketua Misonaris Indonesia oleh Wali Gereja. Lah, misonaris katolik koq kuliahnya di STT?,” ujarnya.

Yang mengejutkan lagi, kata Sansulung, belasan perempuan dari Ciamis, Batam, Riau, Jambi termakan oleh modus tipu-tipu itu hingga mau dinikahi secara siri.

“Sempat menjadi buron karena banyak korban yang tertipu sampai ratusan juta rupiah. Dan ternyata sejak masih sekolah sudah pernah melakukan tindak kriminal dan pencabulan,” katanya.

7 KOMENTAR

  1. KeBenaran kadang pahit, tapi pasti jadi untuk semua hamba Tuhan…
    Jika Benar melakukan kebohongan kan dibisa dikenakan UU ITE …
    Juga yang ngga bisa menikah itu pastor, bukan kardinal

    • Yg tdk bisa menikah itu : struktur yg dari bawah,yaitu : Pastor,atasan pastor,yaitu : uskup,atasannya uskup,yaitu : Kardinal,atasan Kardinal,yaitu : Paus.

  2. Yg tdk bisa menikah itu : struktur yg dari bawah,yaitu : Pastor,atasan pastor,yaitu : uskup,atasannya uskup,yaitu : Kardinal,atasan Kardinal,yaitu : Paus.

  3. Itu si Khairul Ambia agamanya apa ya? Kalo dr namanya sih dia islam tp koq sok tau ttg katolik.. sok ngajarin katolik ttg aturan katolik. Mo ngajarin ikan berenang ya Khairul?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini