Hasil Riset Hong Kong: 3 Obat Ini Bisa Sembuhkan Infeksi Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Peneliti di Hong Kong mengklaim bahwa tiga obat antivirus, lopinavir ritonavir, ribavirin, dan interferon beta, disebut dapat membantu meringankan gejala sakit infeksi virus corona pada pasien dengan keluhan ringan dan menengah.

Uji coba tersebut melibatkan 127 pasien. Peneliti membuat perbandingan antara pasien yang hanya mengonsumsi obat HIV, lopinovir ritonavir dengan pasien yang meminum lopinovir ritonavir, obat hepatitis ribavirin, dan obat sklerosis interferon beta sekaligus.

Hasil penelitian, sebagaimana dipublikasikan dalam jurnal kedokteran Lancet, menunjukkan rata-rata pengguna tiga obat tersebut tidak memiliki virus dalam tubuhnya lima hari lebih awal daripada mereka yang hanya mengonsumsi satu obat. Pasien yang hanya mengonsumsi satu obat rata-rata sembuh dalam waktu tujuh sampai 12 hari.

“Percobaan kami memperlihatkan pengobatan lebih awal terhadap pasien COVID-19 dengan gejala ringan dan menengah dengan kombinasi tiga obat antivirus tersebut dapat menekan penyebaran virus dalam tubuh pasien, meringankan gejala penyakit, dan mengurangi risiko penularan terhadap tenaga medis,” kata Kwok- Yung Yuen, salah satu kepala peneliti dan profesor universitas di Hong Kong, seperti diwartakan Reuters, Minggu 10 Mei 2020.

Ia menjelaskan risiko penularan ke tenaga kesehatan dapat dikurangi karena obat dapat meringankan dampak “pelepasan virus” (viral shedding), yaitu saat ketika virus corona terdeteksi dan berpotensi menular ke pihak lain.

Kowk-Yung Yuen mengatakan temuan itu “membawa harapan”, tetapi efek tiga obat tersebut masih perlu diuji coba ke pasien dalam jumlah lebih besar dan pasien COVID-19 dengan gejala sakit parah.

Sejumlah ahli independen setuju mengakui temuan tersebut, tetapi mereka sepakat studi dengan skala lebih besar dan lebih mendetail dibutuhkan guna memperkuat kesimpulan.

“Hasil penelitian ini… membenarkan penambahan interferon beta ke dalam daftar obat yang berbasis penelitian, dan hasil tersebut perlu kembali diuji coba lebih lanjut ke pasien yang dipilih secara acak,” kata Stephen Evans, profesor farmakoepidemiologi London School of Hygiene & Tropical Medicine.

Pengalaman bertahun-tahun mengobati HIV, virus penyebab AIDS, menunjukkan pengobatan terbaik menggunakan kombinasi beberapa obat yang berbeda. “Strategi semacam itu dapat dipraktikkan untuk pasien COVID-19,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini