Hamdi Muluk: Pentingnya Manajemen Informasi Selama Pandemi COVID-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Seluruh komunikasi ke masyarakat tentang seluk beluk COVID-19 ini sampai secara proporsional, tepat, akurat. Hal itu harus dipastikan oleh pemerintah atau siapapun agar tidak ada informasi yang simpang siur dan keliru.

Pernyataan itu disampaikan ahli psikologi politik Hamdi Muluk pada Minggu 10 Mei 2020 di Jakarta, seraya menekankan bahwa manajemen informasi adalah hal penting yang dilakukan di tengah pandemi COVID-19 karena dapat mempengaruhi perilaku masyarakat.

Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini menambahkan, sebuah informasi tidak boleh hanya dipenuhi oleh isu negatif yang dapat menakuti khalayak. Ketakutan itu dapat menyebabkan individu menjadi paranoid dan mengalami stres berlebihan.

Terlalu banyak informasi yang bersifat menakuti dampaknya dapat dilihat dari beberapa tindakan diskriminasi yang terjadi di masyarakat dalam beberapa hari terakhir. Ia mencontohkan kasus penolakan terhadap petugas kesehatan dan jenazah pasien COVID-19.

Hamdi pun menekankan bahwa sebaliknya informasi yang disebarkan tidak boleh yang bersifat menyepelekan COVID-19 dan dampak yang ditimbulkannya terhadap berbagai aspek kehidupan. Jika hal itu terjadi, lanjutnya, maka masyarakat dapat menjadi tidak peduli.

Bahkan tidak memperhatikan protokol kesehatan untuk mengurangi angka infeksi penyakit yang disebabkan virus corona jenis baru itu. “Manajemen informasi itu kata kunci karena akan mempengaruhi pola pikir, emosi dan cara orang berperilaku,” kata dia.

Jika manajemen informasi disajikan tidak tepat akan menimbulkan informasi ambigu atau bahkan keliru. Ini bisa memicu terjadinya banjir hoaks dan berkembangnya teori konspirasi di masyarakat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antisipasi Daging Sapi Terjangkit Antraks, Pemkot Jogja Sidak Pedagang Pasar

Mata Indonesia, Gunung Kidul - Kasus antraks yang terjadi di Gunungkidul dan Sleman diantisipasi lebih cepat oleh Pemkot Jogja. Meski Kementan sudah menggerakkan jajarannya termasuk Pemkab Gunungkidul untuk memvaksinasi hewan ternak warga, antisipasi oleh pemerintah wilayah lain juga harus dilakukan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini