Geser Brasil, Ini Penyebab Kasus Covid19 di India Sangat Parah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebanyak 300 ribu tambahan kasus baru Covid19 dalam empat hari terakhir, India yang sudah menggeser Brasil diprediksi bisa melewati Amerika Serikat (AS) dan menjadi negara paling parah di dunia karena pandemi itu dalam beberapa minggu. Mengapa India bisa separah itu?

Kementerian kesehatan India mengatakan lonjakan kasus itu karena meningkatnya testing harian yang kini telah melebihi satu juta orang.

Lockdown nasional yang diberlakukan pada Maret lalu, dinilai para ahli terburu-buru dan “tidak logis.” Saat itu ratusan ribu pekerja meninggalkan kota-kota menuju rumah mereka di desa. Akibatnya, penyebaran virus tersebut di desa menjadi marak.

Ketika infeksi melonjak di daerah pedesaan, para ahli kesehatan mengatakan sektor kesehatan pedesaan yang runtuh di negara itu tidak mampu menangani lonjakan kasus di negara terpadat kedua di dunia itu.

Al Jazeera melaporkan Senin 7 September 2020 India telah menggeser Brasil dan kini berada di posisi kedua dengan angka kasus positif Covid19 sebanyak 4,6 juta, sedangkan Brasil 4,2 juta kasus. Sementara AS masih di tempat pertama dengan 6,4 juta infeksi Covid19.

Infrastruktur kesehatan buruk
Salah satu penyebab melonjaknya angka kasus Covid19 karena infrastruktur kesehatan teramat buruk di negara itu.

Sebuah rumah sakit di Ibu Kota New Delhi digambarkan tidak memiliki pendingin ruangan bahkan kipas anginnya rusak. Toilet kotor dan seringkali tidak ada cukup air. Di bangsal rumah sakit sering dijumpai tikus, kadal, kucing bahkan anjing berkeliaran.

Namun secara umum fasilitas kesehatan di Ibu Kota India lebih baik dibanding dengan daerah pedesaan tempat 20 persen dokter dan 40 persen rumah sakit berada.

Pandemi Tahap Empat
Dr T Jacob John, epidemiologis dan mantan profesor di Christian Medical College, Vellore mengatakan India telah memasuki tahap keempat dari pandemi.

Artinya, negara tersebut mengalami penularan yang meluas, dan tercermin pada catatan jumlah infeksi harian dalam beberapa minggu terakhir.

Pemerintah sejauh ini dengan tegas membantah penularan dari komunitas, yang selama itu sumber penularannya tidak diketahui. Namun, John meyakini India telah memperlihatkan transmisi komunitas (tahap tiga) antara Maret dan Juli.

Ahli epidemiologi mengatakan pihak berwenang harus beralih dari gagasan “kontrol” ke “mitigasi”.

Lockdown yang tidak efektif
Partai Pemerintah Bharatiya Janata (BJP) dari Perdana Menteri Narendra Modi telah memperkenalkan salah satu lockdown paling ketat di dunia, sehingga memicu eksodus kelas pekerja dari kota ke daerah pedesaan dan kota-kota kecil.

Lockdown nasional selama dua bulan menyebabkan penutupan pabrik dan hilangnya jutaan pekerjaan, dan para ahli mengatakan keputusan, yang diambil dalam waktu empat jam, “tidak efektif dan tidak ilmiah”.

“Lockdown itu salah, hanya menghancurkan ekonomi kami,” kata Dr Jayaprakash Muliyil, ahli epidemiologi dan ketua Komite Penasihat Ilmiah Institut Nasional Epidemiologi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini