Fasilitas Nuklir Iran Diaktifkan Kembali, Donald Trump Kejang-kejang?

Baca Juga

MINEWS, INTERNASIONAL - Seakan tak peduli dengan ancaman internasional, pemerintah Iran kembali mengaktifkan fasilitas nuklirnya. Aktivitas terbaru menunjukkan Iran mulai menyuntik kembali gas uranium ke sentrifugal di fasilitas nuklir bawah tanah Fordo.

Aktivitas ini jelas mengundang amarah banyak negara, terutama Amerika Serikat dan negara-negara kawannya. Iran disebut mengurangi komitmen kesepakatan nuklir atau Join Comprehensive Plan of Action (JCPOA) tahun 2015.

Dalam pernyataan resminya, seperti dikutip dari kantor berita IRNA, Rabu 6 November 2019, Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut fasilitas nuklir Fordo kini menjadi infrastruktur atom, dari yang sebelumnya hanya sebagai tempat penelitian.
Diketahui, dalam JCPOA 1.044 sentrifugal di Fordo berputar tanpa gas uranium hexafluoride yang kini telah Iran suntikkan. Pengumuman Rouhani tersebut menunjukan meningkatnya perkembangan program nuklir Iran. Hal itu juga menambah tekanan kepada negara-negara Eropa yang tetap bertahan di JCPOA.

Mendapat informasi soal keputusan Rouhani, pengawas nuklir PBB International Atomic Energy Agency (IAEA) tak berkomentar banyak soal masalah tersebut. IAEA hanya menekankan, harusnya Iran tetap dalam koridor kesepakatan bersama JCPOA.

Namun, Iran kabarnya telah mengutus perwakilannya untuk IAEA dan melaporkan keputusan Teheran tersebut kepada badan pengawas PBB. Mereka juga sudah meminta para pengawas untuk hadir dalam proses penyuntikan gas di Fordo.

Hingga kini, Presiden AS Donald Trump yang dikenal sebagai sosok paling ngotot tak mengizinkan nuklir Iran beroperasi belum memberi komentar. Namun, banyak pihak memprediksi, Trump akan marah besar dan menambah sanksi lagi untuk Teheran.

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini