Fakta Survei, Banyak yang Tak Setuju Gerindra Gabung Koalisi Jokowi

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Merapatnya Gerindra ke koalisi Joko Widodo sebagai presiden RI ternyata tak disukai mayoritas masyarakat, berdasarkan hasil survei Parameter Politik Indonesia.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berkata, dari data sikap masyarakat melihat upaya Prabowo Subianto yang ingin merapat ke Jokowi, hanya 32 persen masyarakat saja yang setuju.

“Selebihnya, ada 40,5 persen yang tak setuju,” kata Adi di Jakarta, baru-baru ini.

Penolakan itu, kata Adi, mayoritas berasal dari basis-basis pemilih PDIP, NasDem, PKS bahkan Gerindra juga. Ada pula suara-suara tak setuju yang berasal dari ormas Islam seperti PERSIS, FPI dan PA 212.

Mereka yang tak setuju ini, sebagiannya menurut Parameter Politik Indonesia dikarenakan masih belum bisa menerima kekalahan pada Pilpres 2019 lalu, sebagian lain menganggap Jokowi curang.

Selain itu, alasan lainnya adalah Gerindra harusnya menjadi penyeimbang di luar pemerintah, dengan tidak bergabung dalam koalisi Jokowi.

Sementara untuk kubu yang sepakat Prabowo merapat ke Jokowi, mereka beralasan Pilpres 2019 telah usai, saatnya membantu menguatkan pemerintahan dalam membangun bangsa.

Temuan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan Parameter Politik Indonesia dalam kurun waktu 5 hingga 12 Oktober lalu. Populasi surveinya adalah warga negara Indonesia yang telah memiliki hak pilih sesuai undang-undang yang berlaku.

Sampel sebanyak 1.000 responden. Diambil dengan menggunakan metode stratified multistage random sampling. Dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengumpulan data dilakukan dengan metode face to face interview atau bertatap muka menggunakan kuisioner yang dilakukan oleh surveyor terlatih. Quality control dilakukan mulai tahap pemilihan dan pelatihan SDM yang berkualitas hingga Spot Check sebanyak 20 persen data.

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini