Erupsi, Pasukan Khusus Siap Evakuasi Warga dari Gunung Merapi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Gunung Merapi saat ini terus mengalami peningkatan aktivitas. Polres Klaten Jawa Tengah menyiapkan pasukan khusus untuk melakukan evakuasi warga jika erupsi terjadi.

Pasukan ini tergabung dalam Tim SAR yang dibekali dengan perlengkapan evakuasi seperti sepeda motor trail dan tas ransel.

“Hari ini kita laksanakan apel pengecekan Tim SAR yang kita siapkan dari Polres, ada sekitar 30 personel. Tentunya ini sudah kita latihkan, pertama untuk kemampuan SAR, kemudian kemampuan menguasai jalur-jalur Merapi untuk evakuasi di atas,” ujar Kapolres Klaten, AKBP Edy Suranta Sitepu seusai memimpin apel ‘Pelatihan Kontigensi Tanggap Bencana Alam’, di Mapolres, Senin 23 November 2020.

Menurut Kapolres, jika nanti erupsi Merapi benar-benar terjadi, tidak hanya 30 pasukan khusus tersebut yang dilibatkan. Namun juga anggota-anggota lainnya juga sudah dibekali dengan kemampuan penanganan bencana alam.

Sementara itu untuk menjangkau lokasi lokasi yang sulit, anggota Tim SAR juga dibekali dengan kendaraan trail dan mobil dobel kabin.

“Masa tugas mereka sampai situasi aman, jadi tidak ada batas waktu. Ini namanya operasi kemanusiaan,” katanya.

Kasat Sabhara Polres Klaten AKP Edi Sukamto menambahkan, untuk keperluan evakuasi di Merapi tim dari Polres telah berkoordinasi dan relawan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Pihaknya juga sudah melakukan pengecekan dan survei rute-rute jalur evakuasi dari Klaten hingga puncak Merapi bersama para relawan.

Terkait jalur evakuasi di tiga desa yang masuk dalam KRB (kawasan rawan bencana) III, yakni Sidorejo, Tegalmulyo dan Balerante, dikatakannya, sudah cukup bagus. Meskipun sedang diperbaiki, namun sudah hampir seesai.

“Tidak ada kendala, hanya Sidorejo saja masih ada pengaspalan dan hampir selesai. Yang lainnya sudah mulus,” katanya.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Senin, mengatakan guguran tersebut merupakan guguran dari tebing lava tahun 1954 yang berada di dinding kawah utara. Material jatuh ke dalam kawah dan hingga saat ini tidak berpengaruh pada aktivitas vulkanik Gunung Merapi.

“Guguran seperti ini merupakan kejadian yang biasa terjadi pada saat Gunung Merapi mengalami kenaikan aktivitas menjelang erupsi,” katanya.

Ia menjelaskan guguran tebing lava lama terpantau dari CCTV pengamatan Gunung Merapi yang dipasang di Deles pada Minggu 22 November, pukul 06.50 WIB. Guguran ini tercatat di seismogram dengan amplitudo 75 mm dan durasi 82 detik.

“Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mematuhi rekomendasi dari BPPTKG serta arahan dari BPBD dan pemerintah daerah setempat,” kata dia.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini