Ekspor Sarang Burung Walet Naik di Masa Pandemi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Masa pandemi tidak menyurutkan langkah para pengusaha sarang burung walet terhenti. Malahan, selama tahun 2020, Indonesia mengalami peningkatan ekspor sarang burung walet.

Berdasarkan data IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan), selama masa pandemi Covid-19, jumlah ekspor sarang burung walet mencapai 1.155 ton dengan nilai Rp 28,9 triliun.

Jumlah tersebut naik 2,13 persen dari pencapaian di tahun 2019 yang hanya 1.131,2 ton dan bernilai Rp 28,3 triliun.

Kepala Barantan Ali Jamil mengatakan, secara keseluruhan, ada 23 negara tujuan ekspor lain bagi sarang burung walet asal Indonesia antara lain Australia, Amerika Serikat, Kanada, Hong Kong, Singapura, Afrika Selatan dan lainnya.

“Setiap negara tujuan memiliki protokol ekspor masing-masing dan kami selaku otoritas karantina mengawal persyaratan teknisnya,” katanya.

Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) Boedi Mranata menilai ekspor sarang burung walet berpotensi meningkat tajam serta mampu memberi devisa negara yang cukup besar.

Boedi menjelaskan sejak dulu sarang burung walet Indonesia sudah menjadi incaran negara-negara lain, khususnya Cina. Dengan keterbukaan pasar global seperti sekarang menjadikan sarang burung walet sebagai andalan bagi devisa.

“Saya kira dengan evaluasi mana yang mesti diperbaiki dalam ekspor sarang burung walet, nilai kita bisa mencapai ratusan triliun,” kata dia.

Nah, salah satu penghasil terbanyak sarang burung walet berada di Provinsi Sumatra Barat. Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang mencatat sepanjang tahun 2020 ada sebanyak 23,6 ton sarang burung walet di Sumbar yang dikirim ke pasar domestic dengan total nilai Rp 300 miliar.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Padang Iswan Haryanto mengatakan data itu menunjukkan bahwa Sumatra Barat memiliki potensi sarang burung walet yang luar biasa.

Iswan juga menyebutkan potensi sarang burung Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor terbesar sarang burung walet di dunia, salah satu tujuan utama adalah Tiongkok.

Tingginya permintaan pasar menuntut Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas. Hal ini selaras dengan program Gratieks (Gerakan Tiga Kali Ekspor) yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.

Iswan juga menyatakan, Karantina Pertanian Kelas I Padang juga telah mensertifikasi 31 kilogram sarang burung walet kotor atau senilai Rp 400 juta yang akan dilalulintaskan menuju Medan melalui Bandara Internasional Minangkabau.

“Untuk pengiriman domestik seperti ini telah menjadi lalu lintas rutin. Sampai saat ini yang kita catat baru untuk pengiriman domestik, dan belum ada yang ekspor langsung dari Sumbar ke Tiongkok,” katanya.

Di Sumbar, daerah penghasil sarang burung walet yang paling dominan itu di Kabupaten Dharmasraya, Pesisir Selatan dan Kota Pariaman.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini