Dukungan untuk Keluarga Muslim Kanada yang Meninggal Dunia Datang dari Berbagai Kalangan

Baca Juga

MATA INDONESIA, OTTAWA – Ribuan warga London, Ontario berbaris sebagai bentuk dukungan terhadap satu keluarga muslim di Kanada yang ditabrak hingga meninggal dunia oleh seorang pria yang mengendari truk pick up (8/6). Diketahui pria tersebut bernama Nathaniel Veltman.

Keempat korban yang mencakup tiga generasi, meninggal dunia ketika Veltman yang baru berusia 20 tahun itu menabrakkan truk pick up-nya ke keluarga tersebut yang tengah berjalan-jalan sore dekat rumah mereka.

Empat korban meninggal dunia tersebut di antaranya: Syed Afzaal (46 tahun), istrinya, Madiha Salman (44 tahun), dan putri mereka, Yumnah Afzaal (15 tahun), serta ibu Syed Afzaal (74 tahun). Sementara sang putra yang berusia 9 tahun, Faez Afzaal selamat dan berada di rumah sakit dengan luka serius.

Pada Jumat (11/6) warga di Kota London, Ontario berbaris sekitar 7 kilometer dari tempat di mana keluarga itu mengalami insiden. Beberapa membawa plakat dengan pesan bertuliskan ‘Benci tidak punya rumah di sini’, ‘Cinta di atas kebencian.’

Acara serupa juga diadakan di kota-kota lain di Ontario, provinsi terpadat di Kanada. Menariknya, aksi tersebut bukan hanya diikuti oleh warga muslim saja, melainkan dari berbagai kelompok masyarat Kanada.

“Bagian terbaiknya bukan hanya jumlahnya … tetapi keragaman orang-orang yang datang dari setiap komunitas di London, bersatu untuk tujuan ini,” kata Abdullah Al Jarad yang turut dalam aksi, melansir Reuters, Sabtu, 12 Juni 2021.

Serangan itu memicu kemarahan di seluruh Kanada, dengan politisi dari semua pihak mengutuk kejahatan itu. Mereka juga mendorong seruan yang berkembang untuk mengambil tindakan guna mengekang kejahatan rasial dan Islamofobia.

Veltman tampil di pengadilan pada Kamis (10/6) dan akan kembali ke pengadilan pada Senin (14/6). Dia menghadapi empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu percobaan pembunuhan.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut pembunuhan itu sebagai serangan teroris. Ia juga bersumpah untuk menekan kelompok sayap kanan dan kebencian online.

London, kota yang berpenduduk sekitar 400 ribu jiwa itu, memiliki komunitas Muslim yang besar dan Holder mengatakan bahasa Arab adalah bahasa kedua yang paling banyak digunakan setelah bahasa Inggris di kota tersebut.

Sementara  Syed Afzaal merupakan imigran asal Pakistan yang telah menetap di Kanada selama 14 tahun. Diketahui bahwa Afzaal aktif dalam kegiatan di masjid setempat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pakar Ungkap Ketahanan Ekonomi Indonesia Solid Tak Terdampak Konflik di Timur Tengah

Pakar mengungkapkan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia sangat solid dan bahkan sama sekali tidak terdampak dengan adanya perang antara Iran...
- Advertisement -

Baca berita yang ini