Duh! Rupiah Balik Lagi ke Level 14 Ribuan Pagi Ini

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berada di level 13.998 rupiah per dolar AS pada pembukaan pasar Rabu 24 Juli 2019 pagi. Posisi tersebut melemah 0,09 persen dibandingkan Selasa kemarin yang masih berada di level 13.985 rupiah per dolar AS.

Kemudian hingga pukul 9.16 WIB, rupiah sudah berada di level 14.023 per dolar AS. Di waktu yang sama, sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. dolar Singapura melemah 0,01 persen.

Namun, mata uang Yen Jepang dan yuan China malah menguat terhadap dolar AS dengan nilai masing-masing 0,02 persen dan 0,01. Sementara pergerakan mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS.

Poundsterling Inggris melemah 0,05 persen. Euro melemah 0,01 persen dan dolar Australia melemah 0,33 persen.
Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan sentimen yang bakal mempengaruhi laju rupiah hari ini masih sama dengan hari sebelumnya.

“Masih disebabkan oleh sentimen global. Sentimen utama datang dari terpilihnya Boris Johnson menjadi perdana menteri Inggris. Kondisi ini sedikit bikin ketar-ketir pelaku pasar. Maklum, Johnson berencana menceraikan Inggris dari Uni Eropa Oktober mendatang tanpa ada kesepakatan perdagangan (no-deal Brexit),” ujarnya Rabu 24 Juli 2019.

Ibrahim melanjutkan bahwa pasar menilai jika itu terjadi, maka perekonomian Inggris bisa diterpa resesi yang sangat dalam.

Selain itu, tekanan juga datang dari aksi tunggu pasar terhadap keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) dalam menentukan arah kebijakan suku bunga acuannya pada pekan ini.
Hal tersebut membuat pelaku pasar cenderung meninggalkan euro untuk sejenak, sehingga bikin indeks dolar AS menguat dan menekan rupiah.

“Namun, Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga akan terjadi pada September untuk memerangi risiko dari ketegangan perdagangan global,” ujar Ibrahim.

Meski demikian, terdapat perkembangan terbaru perang dagang yang sejatinya bisa memberi angin segar bagi rupiah. Kemarin, delegasi dagang AS yang dipimpin Robert Lighthizer akan bertolak ke China pada Senin mendatang untuk membahas negosiasi dagang antar kedua negara.

Hanya saja, dolar AS masih perkasa lantaran imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang meningkat diiringi dengan kebijakan pemerintah AS yang telah menaikkan batas pinjaman yang bisa ditarik pemerintah.

“Pelaku pasar juga menunggu informasi tentang kebijakan The Fed akhir bulan ini. Sehingga, pada hari ini rupiah masih akan melemah di kisaran Rp13.950 hingga Rp14.010 per dolar AS,” kata Ibrahim. (Krisantus de Rosari Binsasi)

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini