Dianggap Jelekkan Umat Islam, Trump Dipaksa Minta Maaf

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA – Dianggap telah melecehkan umat Islam setelah kasus tragedi penembakan masjid di Christchurch, Selandia Baru, Presiden AS Donald Trump didesak meminta maaf.

Desakan ini datang dari penyanyi papan atas AS John Legend yang menilai Trump seharusnya menyampaikan pendapat tegas menentang ideologi kebencian yang sering ia lontarkan.

“Dia harus segera minta maaf, umat Islam sudah dijelekkannya,” ujar John seperti dikutip Fox News, Selasa 19 Maret 2019.

Tak hanya untuk umat Islam, Trump juga dipaksa meminta maaf karena sering menjelekkan orang kulit hitam yang mencoba datang ke AS untuk mencari kehidupan lebi baik.

Selama ini, Trump menyebut kedatangan orang-orang kulit hitam ke AS yang ingin bekerja dan mencari makan sebagai invasi yang harus diberantas.

Sebelumnya, Trump menanggapi aksi teror Christchurch sebagai hal yang dinilainya mengerikan. Namun, pernyataan selanjutnya membuat banyak orang tersinggung. Trump menyebut imigran ilegal yang ingin masuk ke AS adalah bagian dari invasi.

Menurut John, Trump telah salah menggunakan retorika ini dan siapa pun yang mendorong atau mendukung ideologi kebencian perlu meminta maaf juga.

John juga menyoroti dan menyebut supremasi kulit putih adalah ancaman global yang serius. Parahnya ancaman itu justru terinspirasi dari kehidupan Amerika dan Presiden AS. Seharusnya, menurut John, Trump tegas berkata supremasi model seperti itu adalah kejahatan dan tidak didukung oleh AS.

Pelaku penembakan massal di Christchurch menyebut Trump simbol identitas kulit putih yang diperbarui. Trump namun meremehkan segala ancaman yang ditimbulkan oleh kaum supremasi kulit putih. Trump bahkan tidak percaya bahwa supremasi kulit putih adalah ancaman yang meningkat di seluruh dunia.

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini