Desak AS dan Bank Dunia Cairkan Aset Afghanistan, Sekjen PBB: Jangan Biarkan Warga Menderita

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak Amerika Serikat (AS) dan Bank Dunia untuk mencairkan dana Afghanistan yang dibekukan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus 2021.

Menurutnya, langkah tersebut dapat mencegah mimpi buruk yang terjadi di Afghanistan menjadi lebih buruk, termasuk menyelamatkan nyawa warga Afghanistan dan perekonomian negara itu.

“Kita harus… dengan cepat menyuntikkan likuiditas ke dalam perekonomian dan menghindari kehancuran yang akan menyebabkan kemiskinan, kelaparan, dan kemelaratan bagi jutaan orang (Afghanistan),” kata Guterres kepada wartawan di New York, melansir France24, Jumat, 14 Januari 2022.

Setelah kelompok Taliban kembali memegang kekuasaan saat Paman Sam mengakhiri perang 20 tahun di Afghanistan, negara itu berada di ambang bencana kemanusiaan. Miliaran USD aset dibekukan oleh Washington, pasokan bantuan sangat terganggu, dan lebih dari setengah populasi menghadapi ancaman kelaparan.

Diperkirakan sebanyak 4,7 juta jiwa akan menderita kekurangan gizi akut tahun 2022, termasuk 1,1 juta anak-anak mengalami malnutrisi parah, menurut lembaga bantuan.

Berbicara kepada wartawan, Guterres meminta Washington untuk memimpin dalam membantu negara itu menghindari kehancuran karena sebagian besar sistem keuangan dunia bekerja dalam USD.

Pada Desember 2021, para donor internasional setuju untuk memberikan 280 juta USD dalam bentuk bantuan ke Afghanistan, setelah peringatan berulang-ulang bahwa lebih dari separuh penduduk menghadapi kekurangan pangan akut pada musim dingin ini.

“Saya berharap sumber daya yang tersisa – lebih dari 1,2 miliar USD dari Dana Perwalian Rekonstruksi Afghanistan (ARTF) akan tersedia untuk membantu rakyat Afghanistan bertahan hidup di musim dingin,” sambungnya.

Washington memegang hampir 9,5 miliar USD aset milik bank sentral Afghanistan. Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia juga menangguhkan kegiatan di Afghanistan, menahan bantuan serta 340 juta USD dalam bentuk cadangan baru yang dikeluarkan oleh IMF pada Agustus. “Suhu beku dan aset beku adalah kombinasi mematikan bagi rakyat Afghanistan,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini