Demonstran di Myanmar Tak Khawatir Tindakan Represif Militer

Baca Juga

MATA INDONESIA, NAYPYIDAW – Para demonstran seolah tak khawatir akan tindakan represif yang dilakukan aparat keamanan. Meski seorang laki-laki dilaporkan tewas setelah ditembak oleh polisi di kepalanya ketika melakukan aksi demonstrasi di kota Mandalay, Myanmar pada Sabtu (20/2).

Usai kudeta yang dilakukan militer Myanmar atau Tatmadaw, ratusan bahkan ribuan orang turun ke jalan mendesak pemerintah militer mengembalikan kekuasaan ke pemerintah sipil yang memenangkan pemilu.

Selama tiga pekan pasca merebut kekuasaan, junta militer gagal menghentikan protes harian dan gerakan pembangkangan sipil yang menyerukan pengembalian kekuasaan de facto Myanmar dan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

“Semua orang bergabung. Kami harus keluar,” kata San San Maw yang berada di persimpangan Hledan di kota utama Yangon, yang telah menjadi titik berkumpulnya protes, melansir Reuters, Senin, 22 Februari 2021.

Pasukan keamanan mengatakan bahwa demonstrasi kali ini tidak mematikan. Namun, setidaknya tiga demonstran dilaporkan tewas akibat tembakan di kota Mandalay dan satu korban lainnya merupakan aparat kepolisian.

Kematian di Mandalay sama sekali tidak mematahkan semangat pengunjuk rasa pada Minggu (21/2). Media milik negara MRTV memperingatkan demonstrasi terhadap tindakan pada Senin (22/2).

“Para pengunjuk rasa sekarang menghasut orang-orang, terutama remaja dan pemuda yang emosional, ke jalur konfrontasi di mana mereka akan menderita kehilangan nyawa,” katanya.

Htet Htet Hlaing, 22, mengatakan dia takut dan telah berdoa sebelum bergabung dengan demonstrasi hari Senin. Meski begitu,ia tidak berkecil hati dan tetap akan berkumpul dengan para demonstran lainnya.

“Kami tidak menginginkan junta, kami menginginkan demokrasi. Kami ingin menciptakan masa depan kami sendiri. Ibu tidak menghentikan saya untuk keluar, dia hanya berkata ‘hati-hati’,” ucap Htet Htet Hlaing.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini