Cina dan AS Sepakat Perlunya Komitmen Perubahan Iklim yang Kuat

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Cina dan Amerika Serikat (AS) sepakat untuk lebih kuat lagi dalam upaya memerangi perubahan iklim. Pernyataan ini muncul setelah utusan iklim Beijing, Xie Zhenhua dan perwakilan AS, John Kerry bertemu di Shanghai.

Kedua negara juga sepakat untuk membahas tindakan pengurangan emisi tertentu termasuk penyimpanan energi, penangkapan karbon, dan hidrogen. Baik Cina dan AS berkomitmen untuk memaksimalkan pembiayaan bagi negara berkembang agar beralih ke sumber energi rendah karbon.

Perjanjian Paris mendorong negara-negara untuk mengajukan janji iklim yang lebih ambisius jika mereka mampu melakukannya. Cina telah menjanjikan peningkatan tindakan saat berusaha memenuhi tujuannya untuk menjadi netral karbon tahun 2060.

“Amerika Serikat dan Cina berkomitmen untuk bekerja sama satu sama lain dan dengan negara lain untuk mengatasi krisis iklim. Kedua negara akan terus membahas tindakan konkret pada tahun 2020-an untuk mengurangi emisi yang bertujuan menjaga batas suhu yang sesuai dengan Perjanjian Paris dalam jangkauan,” kata pernyataan Cina dan AS, melansir Reuters, Minggu, 18 April 2021.

Kerry tiba di Shanghai pada Rabu (14/4) malam di bawah protokol COVID-19 yang ketat dan dikarantina di sebuah hotel yang tidak terbuka untuk umum. Kerry kemudian melakukan perjalanan ke Seoul.

Perhentian Kerry di Shanghai merupakan kunjungan tingkat tinggi pertama pejabat AS ke Cina sejak Presiden Joe Biden menjabat. Sebelum kunjungan ke Cina, Kerry lebih dulu menghadiri pertemuan di Alaska pada Maret.

Pertemuan tersebut sekaligus menandai dimulainya kembali dialog iklim antara dua penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia. Diskusi bilateral sempat terhenti selama pemerintahan mantan Presiden Donald Trump yang menarik diri dari Perjanjian Paris 2015.

“Pernyataan dalam pandangan saya sama positifnya dengan yang dimungkinkan oleh politik: Ini mengirimkan pesan yang sangat tegas bahwa dalam masalah khusus ini (Cina dan AS) akan bekerja sama. Sebelum pertemuan di Shanghai, ini bukanlah pesan yang dapat kami asumsikan,” kata penasihat iklim senior untuk kelompok lingkungan Greenpeace, Li Shuo.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hasil Sidang Sengketa Pilpres Ditolak MK, Bukti jadi Alasannya tapi Hakim Tak Terapkan Etika Hukum

Mata Indonesia, Yogyakarta - Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Umum (PHPU) Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024, Senin (22/4/2024), menolak permohonan dari paslon nomor urut 01 dan 03. MK menyatakan bahwa permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud MD tak memiliki dasar hukum yang cukup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini