Bukan AS yang Menang dalam Perang 20 Tahun di Afghanistan

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS), Mark Milley menegaskan bahwa Paman Sam kalah dalam perang 20 tahun di Afghanistan. Sebagaimana diketahui Presiden Joe Biden bersikeras menarik seluruh pasukan yang berada di negara tersebut, meski menuai berbagai tentangan.

Bukan hanya itu, evakuasi di hari terakhir juga kacau. Di mana terjadi ledakan bom di luar Bandara Internasional Hamid Karzai (27/8). Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 60 warga sipil dan 13 tentara AS.

“Ini jelas bagi kita semua bahwa perang di Afghanistan tidak berakhir seperti yang kita inginkan dengan Taliban berkuasa di Kabul,” Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan Komite Angkatan Bersenjata DPR, melansir France24, 30 September 2021.

“Perang adalah kegagalan strategis. Itu tidak hilang dalam 20 hari terakhir atau bahkan 20 bulan,” sambungnya kepada komite yang mendengar tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan dan evakuasi kacau dari ibu kota Kabul.

Sang jenderal mengatakan ada efek kumulatif dari serangkaian keputusan strategis yang mundur – yakni memerintahkan diakhirinya kehadiran pasukan AS selama 20 tahun di Afghanistan.

“Setiap kali Anda mendapatkan beberapa fenomena seperti perang yang hilang – dan itu telah terjadi, dalam arti kami menyelesaikan tugas strategis kami untuk melindungi Amerika dari Al-Qaeda, tetapi tentu saja keadaan akhir jauh berbeda dari yang kami inginkan,” sambungnya.

“Jadi, setiap kali fenomena seperti itu terjadi, ada banyak sekali faktor penyebab. Dan kita harus mencari tahu itu. Banyak pelajaran yang didapat di sini,” ucapnya.

Milley menyebutkan sejumlah faktor yang bertanggung jawab atas kekalahan AS karena hilangnya kesempatan untuk menangkap atau membunuh pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden di Tora Bora segera setelah invasi AS tahun 2001 ke Afghanistan.

Ia juga mengutip keputusan tahun 2003 untuk menginvasi Irak, yang menggeser pasukan AS dari Afghanistan, “Tidak secara efektif berurusan dengan Pakistan sebagai tempat perlindungan (Taliban), dan menarik penasihat keluar dari Afghanistan beberapa tahun lalu,” katanya.

Presiden Joe Biden pada April, memerintahkan penarikan penuh pasukan AS dari Afghanistan pada 31 Agustus, menindaklanjuti kesepakatan yang dicapai dengan Taliban oleh mantan Presiden Donald Trump.

Milley dan Jenderal Kenneth McKenzie, komandan Komando Pusat AS, mengatakan kepada komite Senat bahwa mereka secara pribadi merekomendasikan sekitar 2.500 tentara AS tetap berada di tanah di Afghanistan.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki melaporkan Presiden Biden telah menerima saran terpisah tentang apa yang harus dilakukan di Afghanistan – negara yang diinvasi AS setelah serangan yang dilakukan oleh Al-Qaeda pada 11 September 2001 di Kota New York dan Washington.

“Pada akhirnya, terserah panglima tertinggi untuk membuat keputusan. Dia membuat keputusan bahwa sudah waktunya untuk mengakhiri perang 20 tahun,” kata Psaki.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini