MATAINDONESIA, INTERNASIONAL – Hadirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) bukan hanya untuk meningkatkan efektivitas bank syariah di Tanah Air, termasuk meningkatkan daya saing, dan dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai dengan prinsip syariah saja.
Melainkan juga diharapkan dapat menjunjung komitmen bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan penetrasi pasar bank syariah di Indonesia yang masih rendah, yakni 4,1% dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia yang mencapai angka 29%.
“Secara konkret, BSI akan membangun sentra UMKM baik di kota-kota besar maupun kabupaten, melakukan penyaluran berbasis komunitas dan lingkungan masjid, serta lembaga penyaluran ke UMKM binaan Kementerian UMKM dan lembaga lainnya,” kata Direktur Utama BSI, Hery Gunadi dalam siaran pers, Kamis, 28 Januari 2021.
Hery mengatakan bahwa beberapa pilar yang mendukung BSI dalam memberikan komoditas yang bersaing dan didukung dengan layanan prima, yakni komoditas yang inovatif, jaringan yang luas, sumber daya manusia yang kompeten, sistem IT yang tangguh, juga permodalan yang solid.
Sebagai nakhoda dari hasil merger ketiga Bank Syariah Himbara, Hery mengatakan, cita-cita BSI adalah berada di urutan lima besar di kalangan Bank Nasional dan top 10 di tataran Bank Syariah Global. Di Indonesia sendiri, BSI menempati urutan ke-8.
“Kementerian BUMN menunjukkan komitmen keberpihakan kepada ekonomi umat melalui proses peleburan ketiga Bank Syariah Himbara,” sambung Hery.
Ia menambahkan, dengan aset kurang dari 200 triliun Rupiah per Desember 2020, BSI akan menciptakan brand yang kuat dengan produk dan layanan syariah yang inovatif untuk nasabah universal.
