Bongkahan Es Terbesar Di Dunia Pecah Lagi!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di perairan Antartika terdapat bongkahan es raksasa bernama A68a yang telepas dari Antartika tahun 2017 dan kini statusnya tengah kritis. Bagian terbesar dari bongkahan itu kembali terbelah dan akan segera saling bergerak menjauhi satu sama lain.

Citra satelit memperlihatkan dua bongkahan es raksasa tersebut hanyut sejauh kurang lebih 135 kilometer ke arah tenggara Kepulauan Georgia Selatan. Padahal, selama tiga tahun, A68a telah dinobatkan sebagai bongkahan es terbesar di dunia, karena dulu ukurannya setara dengan luas Pulau Bali.

Bongkahan es batu yang lebih kecil disebut A68g, berukuran panjang 33 mil dan lebar 11,5 mil ini terbentuk dari pecahan A68a. Pecahan itu pertama kali diketahui pada 28 Januari 2021 oleh Survey Antartika Inggris (BAS) dan di konfirmasi oleh Pusat Es Nasional Amerika Serikat (USNIC).

Karena iklim yang semakin menghangat serta arus laut yang agresif, membuat bongkahan es A68a menjadi pecah dan bergerak menjauhi Antartika ke arah utara. Pada 23 Desember 2020, dari luar angkasa, A68a terlihat seperti jarum penunjuk besar menggunakan satelit Aqua milik NASA.

Nama a68a berasal dari huruf awalnya yang menunjukkan kuadran benua putih tempat bongkahan ini terbentuk, nomornya merupakan catatan posisi bongkahan es ini. Setiap bagian yang terpisah dari bongkahan es asli akan mendapatkan akhiran huruf.

Pada 28 Januari 2021, proses pemberian nama sudah sampai pada A68f, yaitu bongkahan es berbentuk jari yng terlepas dari A68a pada 22 Desember 2020.

Pusat Es Nasional Amerika Serikat yang bertugas mengawasi sistem pemberian nama bongkahan es, harus memberikan persetujuan dari penamaan bongkahan es tersebut. Untuk A68a akan diberikan pada bongkahan es yang paling besar, sementara A68g digunakan pada bongkahan yang paling kecil.

Sejak 2017, para ilmuwan terus mengawasi bongkahan es karena khawatir bongkahan tersebut dapat bertabrakan dengan pulau tidak berpenghuni dan mengganggu ekosistem Georgia Selatan, terutama bila bergerak mencapai kawasan lepas pantai yang dangkal.

Sebab, jika itu terjadi maka kawanan penguin dan anjing laut akan terganggu saat mencari makanan. Namun, karena terpecah kembali, kekhawatiran para ilmuwan mereda.

Tim peneliti dari ekspedisi ilmiah akan segera ke Georgia Selatan dari Kepulauan Falkland dengan Kapal Riset James Cook dengan harapan akan menemukan hal berharga ketika tiba di lokasi bongkahan es tersebut. Sejumlah ilmuwan di dalam tim ini perlu menyelidiki hal lain yang tidak terkait dengan A68a. Rencananya, jika beberapa kendaraan mereka dapat ditempatkan disekitar A68a mereka akan mempelajari dampak bongkahan es terhadap lingkungan.

Reporter : Anggita Ayu Pratiwi

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini