Jangan Sampai Negara Kita Hancur Seperti Irak dan Suriah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Direktur Penegakkan Hukum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol Eddy Hartono mengingatkan agar tetap mewaspadai masuknya ideologi radikalisme dan ekstremisme di Indonesia. Ia juga menekankan bahwa bahaya ideologi tersebut bisa memicu kehancuran seperti di Irak dan Suriah.

“Jangan sampe negara kita seperti irak dan suriah, jadi hancur. Ini juga ancaman bagi kita,” kata Brigjen Pol Eddy Hartono dalam Webinar Moya Institute bertema Pemberantasan Ekstremisme-Terorisme Pasca Perpres 7 tahun 2011, Kamis 25 Februari 2021.

Ia menegaskan bahwa ancaman ideologi ekstremisme dan terorisme juga terus berkembang dan saat ini sudah marak memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satu wujudnya yaitu dengan adanya narasi-narasi yang tersebar di dunia maya.

Hal ini memperlihatkan bahwa harus ada terobosan untuk menangkal hal ini dan salah satunya dengan adanya Perpres No. 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme.

“Perpres No 7 Tahun 2021 ini untuk melengkapi sinergi antar lembaga negara,” kata Brigjen Pol Eddy Hartono.

Mengingat untuk menangkal radikalisme, ekstremisme dan terorisme, negara tidak bisa melakukan sendiri melainkan harus bersinergi dengan masyarakat. Selain itu, perpres ini juga diharapkan mampu membangkitkan ketahanan masyarakat agar tetap mewaspadai ideologi yang berpotensi menganggu stabilitas negara.

Melalui pelibatan masyarakat maka langkah pendeteksian dini bisa dimulai dari lingkungan terkecil sehingga ideologi ekstremisme dan terorisme tidak bisa beredar secara masif dan luas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini