Biden Menang, Amerika Terancam Perpecahan?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tak ada kata kalah dalam kamus Donald Trump terkait Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS). Ia sudah mencoba berbagai cara untuk melawan kemenangan  kandidat Partai Demokrat, Joe Biden, termasuk lewat pengadilan.

Langkah-langkah ini sebenarnya ditentang oleh beberapa anggota Partai Republik, pendukung Trump. Namun sebaliknya, rakyat Amerika pendukung Trump justru sebaliknya.

BBC melakukan berbagai wawancara dengan para pendukung Trump di Texas dan Kansas, negara bagian di AS yang dikenal militan terhadap Trump.

Beberapa pendukung Trump mengaku telah dicurangi. Sebagian malah masih yakin Trump adalah pemenang Pilpres AS.

Dillard Ungeheuer, warga Texas yang berusia 73 tahun, tampak kesal saat membicarakan soal surat suara pilpres. Ia tegas mengklaim ”Banyak yang palsu.”

Dillard dengan nada tinggi menuding banyak praktik kecurangan oleh lembaga pemilihan di AS untuk mengalahkan Trump.

Emosi yang sama dirasakan juga oleh banyak warga di kota itu.

Jackie Taylor, 59 tahun, penerbit Linn County News di Pleasanton, mengatakan pemilihan umum tersebut curang dan kotor. Ada juga Tyler Johnson, 35 tahun yang mengatakan kecurangan dalam pemilu tersebut sangat terang benderang. Johnson berpendapat bahwa Demokrat semestinya tidak memimpin. Jackie mengaku Partai Demokrat akan mensabotase industri peternakan di daerahnya.

Warga Texas ini sangat terpengaruh dengan pemberitaan  Newsmax, One America News, dan media lain yang menyiarkan cerita tentang dugaan penipuan pemilih.

Padahal, media-media yang memberitakan kecurangan ini relatif tidak jelas reputasinya.

Tak hanya itu, media-media yang beraliran konservatif dan pro Partai Republik ini berkeyakinan meski tanpa ada bukti, bahwa kaum liberal mencuri kemenangan pemilu.

Media-media ini menyerukan perombakan sistem pemilu dengan kontrol yang lebih ketat. Mereka juga menakut-nakuti pembaca dengan menyiarkan berita bahwa jika Biden berkuasa akan menghancurkan demokrasi Amerika yang masih tersisa, dan mengubah negara itu menjadi negara sosialis.

Situasi dan kondisi di Amerika Serikat sebenarnya cukup rawan dengan perpecahan. Beberapa analisis melihat bahwa Biden akan banyak ditentang oleh rakyat Amerika.

”Amerika berada dalam posisi yang sangat rapuh,” kata Edward Foley, dosen hukum pemilu di Ohio State University di Columbus. Dia menggambarkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap proses pemilu sebagai “tantangan nyata terhadap premis sistem”.

Hal ini juga semakin diperparah karena Trump dan sekutu-sekutunya membuat sebagian publik meragukan kemenangan Biden.

Roger Marshall, Senator AS yang baru terpilih dari Kansas, mengajukan keberatan atas kemenangan Biden ketika anggota Kongres bertemu dalam rapat pengesahan hasil pemilihan. Marshall dan sekitar belasan senator konservatif lainnya menantang hasil pemungutan suara di beberapa negara bagian. Upaya terakhir untuk menghentikan Biden inipun gagal.

Ketika ditanya apakah menantang hasil pemilu mengikis kepercayaan pada prosesnya, Marshall mengatakan dia menekankan masalah ini karena ia ingin memberi kepercayaan kepada orang-orang dalam pemilu-pemilu mendatang.

”Saya merasa bahwa kita akan melihat tanda-tanda pertama dari sosialisme,” kata Mike Avery, 53, pemilik tempat penampungan kayu di Main Street, yang terletak di Linn County, di mana 80 persen pemilih memberikan suara untuk Trump.

Ada juga seruan di Kansas serta di tempat-tempat lain untuk memperketat pembatasan pada pemungutan suara.

”Saya pikir terjadi kecurangan dalam pemilihan, dengan surat suara yang masuk. Saya pikir hanya ada orang-orang yang tidak lagi bersama kami yang memilih,” kata Julia Smith, 65, warga Kansas yang sudah pensiun.

Reporter: Muhammad Raja A.P.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Kota Jogja Mulai Disorot, Heroe Poerwadi Akhirnya Diusung PAN, Budi Waljiman Dikawal Gerindra

Mata Indonesia, Yogyakarta - Persiapan untuk Pilkada pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja mulai memanas. Beberapa figur telah muncul sebagai calon potensial dari berbagai partai politik, di antaranya adalah Heroe Poerwadi dan Budi Waljiman.
- Advertisement -

Baca berita yang ini