Benarkah Etnis Indonesia Gak Mempan Virus Corona? Ini Buktinya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sudah 636 orang di Cina meninggal dunia, 30.604 orang dinyatakan positif virus corona 2019-nCov dan kasus itu tersebar pada 26 negara di luar Cina, tetapi baru satu warga negara Indonesia (WNI) yang terjangkit itu pun di Singapura. Sedangkan di Indonesia belum terjangkit bahkan mereka yang semula dicurigai dinyatakan sehat, sehingga faktor etnis diduga penentunya.

Banyak spekulasi bahkan cenderung membully Indonesia yang menuding kita tidak memiliki alat pendeteksi virus tersebut. Bully-an itu umumnya berasal dari luar negeri.

Namun tudingan tersebut langsung dibantah. Kepala Lembaga Biology Molecular Eijkman Institute, Amien Soebandrio menjelaskan alat untuk pendeteksi virus tersebut kita miliki dalam jumlah banyak yaitu PCR dan Sequencing.

Masalahnya, kedua alat tersebut jarang digunakan jika tidak ada wabah seperti sekarang sehingga banyak tenaga medis yang belum familier. Namun hasil dari kedua alat tersebut harus diproses dengan teknik bioinformatika untuk hasil yang akurat. Proses tersebut itu menurut Amin perlu keahlian khusus.

Kecurigaan pengaruh virus tersebut dengan faktor etnis juga diungkapkan Guru Besar Biologi Molekuler Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom.

Maka dia menganjurkan agar pemerintah bisa mengambil spesimen WNI yang terinfeksi di Singapura sehingga kita bisa mengantisipasi hal serupa agar tidak terjadi lagi di masa datang.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kementerian Kesehatan, Anung Sugihantono, bahkan berulang kali menduga unsur etnis sangat mempengaruhi seseorang mudah terinfeksi virus itu atau tidak.

Hal itu berkaitan dengan daya tahan tubuh etnis manusia yang berbeda-beda. Sebelumnya Anung sudah mengirimkan 47 spesimen orang yang dicurigai terkena virus tersebut dan sejauh ini 43 spesimen dinyatakan negatif. Empat lagi masih dalam proses.

Apalagi, banyak fakta lain yang mengarahkan kesimpulan kepada unsur etnis tersebut. Misalnya saja, WNI pertama yang terjangkit di Singapura kondisinya sekarang dinyatakan stabil. Padahal dari 28 kasus yang ditemukan di Negeri Singa itu sudah ada dua yang dinyatakan kritis.

Sementara 238 WNI dan mahasiswa Indonesia dari Wuhan pusat merebaknya 2019-nCov juga dinyatakan sehat di karantina Pangkalan Militer Natuna. Padahal sebelum berangkat beberapa dari mereka tinggal di asrama dan ada rekan mereka dinyatakan positif terjangkit corona.

Fakta lain yang juga tidak terbantahkan adalah tiga mahasiswa Indonesia yang batal dievakuasi dari Wuhan 1 Februari 2020 karena tiba-tiba suhu tubuhnya mendekati 38 derajat celcius.

Dalam kondisi badan yang seharusnya lemah itu, ketiganya ternyata juga tidak terjangkit. Terbukti beberapa waktu setelah pesawat Batik Air A-330 yang sedianya membawa mereka pulang bersama rekan-rekannya, suhu tubuh ketiganya turun. Hingga kini mereka dikabarkan dalam kondisi baik, tidak mengalami demam lagi.

Maka, Anung menegaskan Kementerian Kesehatan juga sedang mencari jawab apakah secara etnis orang Indonesia memang tidak mudah dipengaruhi Corona?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini