Bangun Sirkuit MotoGP di Mandalika, Pemerintah Butuh 9 Juta Euro

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Rencana pemerintah Indonesia membangun sirkuit MotoGP di Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) memang patut diacungi jempol. Namun, biaya yang dibutuhkan tidak sedikit, diperkirakan membutuhkan anggaran 9 juta euro untuk pembangunannya.

Sebagai bentuk dukungan sebagai destinasi wisata olahraga, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan memberikan bantuan dan dukungan terkait lisensi penyelenggaraan MotoGP.

“Kemenpar akan memberikan bantuan sebesar 1 juta Euro. Sisanya, kami mengharapkan kerja sama dari Pemerintah Daerah,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Di sisi lain, memposisikan Lombok sebagai destinasi wisata halal juga menjadi perhatian Kemenpar. Sebab sejak mendapatkan predikat sebagai destinasi wisata halal, pariwisata Lombok dinilai semakin berkembang.

“Dulu NTB hanya secondary destination setelah Bali, tapi semenjak memiliki positioning sebagai wisata halal, jumlah wisman naik 1 juta dan wisnus 50 persen,” katanya.

Pulau Lombok sendiri pernah menempati posisi ketiga dari 15 pulau terbaik di dunia setelah Pulau Jawa dan Pulau Bali versi Travel and Leisure. Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air bahkan diakui sebagai salah satu tempat snorkeling terindah di dunia. 

Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhammad Faozal, optimis ajang balap motor tersebut dapat meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan mancanegara dua kali lipat, baik ke Mandalika atau Lombok secara keseluruhan.

Pihaknya juga tak lupa bakal menyisipkan banyak agenda seni budaya dalam gelaran tahunan tersebut.  “Kita lakukan atraksi festival kan memang untuk wisata, itu jualannya,” katanya.

Berita Terbaru

Pilkada Kota Jogja Mulai Disorot, Heroe Poerwadi Akhirnya Diusung PAN, Budi Waljiman Dikawal Gerindra

Mata Indonesia, Yogyakarta - Persiapan untuk Pilkada pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jogja mulai memanas. Beberapa figur telah muncul sebagai calon potensial dari berbagai partai politik, di antaranya adalah Heroe Poerwadi dan Budi Waljiman.
- Advertisement -

Baca berita yang ini