Bangladesh Relokasi 4 Ribu Muslim Rohingya ke Pulau Rawan Banjir

Baca Juga

MATA INDONESIA, DHAKA – Bangladesh memindahkan 4 ribu lebih pengungsi Muslim asal Rohingya ke sebuah teluk terpencil di pulau Bengal. Padahal sebelumnya, kelompok hak asasi manusia mengeluh dan prihatin akan kerentanan wilayah tersebut terhadap badai dan banjir.

Namun, pemerintah telah menepis kekhawatiran keamanan di pulau tersebut dengan alasan pembangunan pertahanan banjir serta perumahan untuk 100 ribu pengungsi Muslim Rohingya, rumah sakit, dan pusat topan.

Dhaka dilaporkan telah merelokasi lebih dari 10 ribu pengungsi Muslim asal Rohingya ke pulau Bhahsan Char sejak awal Desember 2020 dari sejumlah kamp perbatasan. Di mana terdapat lebih dari 1 juta pengungsi tinggal di kamp yang jauh dari kata layak yang berada di lereng bukit.

“Hari ini sebanyak 2.254 orang Rohingya tiba dan besok kami mengharapkan 1.700 lebih (datang ke pulau ini),” kata pejabat Angkatan Laut, Rashed Sattar dari pulau Bengal, melansir Reuters, Kamis, 4 Maret 2021.

Bangladesh mengatakan bahwa relokasi itu bersifat sukarela. Akan tetapi, beberapa pengungsi dari Muslim Rohingya yang telah berada di pulau Bengal sejak Desember mengungkapkan, pemindahan ini karena pemaksaan.

Muslim Rohingya merupakan kelompok minoritas di Myanmar yang melarikan diri dari kekerasan dan tindakan mematikan yang dilakukan oleh militer Myanmar –yang menurut PBB sebagai genosida atau pembunuhan massal.

Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi mengatakan bahwa badan tersebut belum diizinkan untuk mengevaluasi keselamatan kehidupan para Muslim Rohingya di pulau tersebut.

“Proses relokasi Rohingya akan terus berlanjut … mereka pergi ke sana secara sukarela untuk kehidupan yang lebih baik. Prioritas utama kami adalah memulangkan mereka ke tanah air ” kata Mohammad Shamsud Douza, wakil pejabat pemerintah Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi.

Bangladesh telah meminta Myanmar untuk melanjutkan proses yang mandek dalam memulangkan pengungsi Rohingya secara sukarela, karena tekanan internasional meningkat pada para pemimpin militer menyusul kudeta yang mengurangi harapan para pengungsi untuk kembali ke rumah.

“Berapa lama kami akan tinggal di sini di bawah terpal? Sedikit harapan yang kami miliki untuk kembali ke tanah air kami yang hancur setelah kudeta,” kata seorang pengungsi berusia 39 tahun yang pindah pada hari Rabu bersama keluarganya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini