Awalnya Dicibir, Penanganan Covid19 Pemerintahan Jokowi Kini Terkendali Baik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Juru bicara Satgas Penanganan Covid19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan sejumlah perbaikan penanganan Covid19 pada seminggu terakhir. Hal tersebut tidak terlepas dari kebijakan konsisten Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin setahun ini, meski di awal penanganannya tidak terlepas dari banyak kritik dan cibiran namun pada akhirnya terkendali.

Menurut Laporan Tahunan 2020 Pemerintahan Jokowi yang dikeluarkan 20 Oktober 2020, langkah cepat dan sigap yang tidak diketahui publik sudah dilakukan sejak klaster pertama muncul di Wuhan, Cina, akhir tahun 2019.

Langkah antisipasi yang dilakukan dengan cepat adalah memulangkan WNI di provinsi Hubei sebagai episentrum Covid19. Mereka kemudian di karantina di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau selama dua pekan.

Setelah itu, memulangkan WNI yang berada dari negara lain karena lumpuhnya perhubungan internasional akibat banyak negara melakukan lockdown.

Pemeritahan Jokowi-Ma’ruf Amin membentuk Gugus Tugas Penanganan Covid19 tak lama setelah kasus pertama muncul di Indonesia 2 Maret 2020. Gugus tugas itu dipimpin Doni Monardo selaku Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020.

Namun, langkah itu sering disebut terlambat. Apalagi ketika Presiden Jokowi tidak menerapkan kebijakan lockdown nasional, melainkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pemerintah masyarakat dari dalam dan luar negeri menuding Presiden melakukan kebijakan “herd immunity” (membiarkan masyarakat terinfeksi Covid19). Sebab, penyakit itu tergolong bisa sembuh sendiri tergantung antibodi manusia.

Namun, Pemerintah jalan terus dan menetapkan bencana nasional pada 13 April 2020 dan melakukan kampanye protokol kesehatan daripada menerapkan lockdown. Presiden juga Instruksi Presiden (Inpres) No. 4 Tahun 2020 untuk melakukan refocusing anggaran pemerintah ke penanganan Covid19.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto pun ditunjuk menjadi juru bicara Gugus Tugas Covid19 yang mengumumkan perkembangan kasus Covid19 setiap hari.

Pada setiap mengumumkan perkembangan kasus, Yuri juga selalu mengingkat masyarakat menegakkan protokol kesehatan yaitu menggunakan masker, menyuci tangan dan menjaga jarak aman.

Di sisi lain dukungan penuh terhadap tenaga kesehatan langsung diberikan ketika jumlah kasus Covid19 melonjak tinggi. Masker, hazmat, alat rapid, kacamata pelindung, hingga sepatu boot yang langka di pasaran berhasil disediakan hingga 11 juta hazmat dari belasan negara sahabat dan lembaga non-pemerintah.

Sejumlah sekolah kejuruan, dan industri rumahan digandeng untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hasilnya produksi APD saat ini mencapai 17 juta per bulan, melebihi kebutuhan yang hanya 4 juta.

Hasilnya kasus positif Covid19 menjadi terkendali. Setelah mencatatkan dua puncak kasus pada 25 September dan 8 Oktober dengan penambahan kasus baru di angka 4.800 -an, kini berkisar di 4.200 kasus per hari.

Kini persentase kasus aktif dibandingkan kasus terkonfirmasi Indonesia lebih baik dari angka dunia. Angka kasus aktif Indonesia hanya 16,8 persen sedangkan dunia masih di 22 persen.

Begitu juga dengan angka kesembuhan Indonesia yang 79,7 persen lebih baik dari dunia yang angkanya 74,5 persen.

Hanya angka kematian yang masih lebih buruk dari dunia namun trennya membaik. Angka Indonesia masih di 3,4 persen, sedangkan angka dunia 2,7 persen, namun sebulan lalu angka Indonesia masih di sekitar 4 persen.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini