Atasi Masalah Citarum dan Sampah, Gubernur Jabar Belajar ke Jepang

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum menjadi permasalahan krusial yang diutamakan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk diselesaikan. Untuk mengatasinya, mantan walikota Bandung ini mengandeng Menteri Lingkungan Hidup Jepang, Yoshiaki Harada, di Tokyo.

Emil, sapaan akrabnya, mengatakan masalah di Citarum sangat komplek mengingat DAS tersebut melewati lebih dari tujuh kabupaten/kota. Masalah makin berat karena industri banyak berdiri di sana, termasuk perumahan. Karena itu, pihaknya berencana memindahkan industri di sekitar sungai, ke area dekat pelabuhan Patimban, Subang yang dibangun oleh Japan Indonesian Corporate Agency (JICA).

“Sehingga butuh langkah strategis. Jika industri itu berpindah ke area Patimban, maka Citarum akan kami ubah dari zona industri ke zona pemukiman dan rekreasi,” kata Emil dalam keterangannya, Selasa 21 Mei 2019.

Guna merealisasikan hal tersebut, pihaknya meminta KLH Jepang membantu mengatasi bukan hanya pencemaran, namun banjir rutin yang berpuluh tahun belum terselesaikan. “Mungkin ada ahli dari Jepang yang bisa membantu mengatasi banjir luar biasa,” kata Emil.

Vice Minister for Global Environment Affairs KLH Jepang, Yasuo Takahashi, mengatakan dalam penataan Citarum pihaknya sudah menjalin kerja sama di berbagai tingkatan mulai dari kementerian, hingga level parlemen dengan pemerintah Indonesia.

“Kami juga mengharapkan kepemimpinan bapak gubernur untuk proyek-proyek tadi untuk memajukan setiap proyek walaupun selangkah demi selangkah. Kami juga mohon diberi kesempatan rutin untuk kerjasama lebih lanjut,” ujarnya.

Selain permasalahan Citarum, lanjut Takahashi, Jepang juga sudah berkomitmen membantu Pemprov Jabar dalam penanganan sampah di proyek Legok Nangka.

Menurutnya, Jepang melalui JICA, memiliki keterbatasan dalam membantu mewujudkan pengelolaan sampah modern dan ramah lingkungan untuk 12 Kota di Jabar.

Sejak tahun lalu pihaknya sudah mengirim konsultan bekerja sama dengan JICA untuk waste to energy project di Jawa Barat. Karena itu Takahashi mengaku gembira mendengar informasi bahwa lelang internasional Legok Nangka direncanakan akan dibuka tahun ini.

“Namun kami anggap kerja sama di Legok Nangka tadi sangat penting. Kami menyampaikan apreasiai tertinggi dalam memajukan proyek terkait. Kami juga mohon diberi kesempatan rutin untuk kerja sama lebih lanjut,” katanya.

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini