Asian Games 2018, Dicibir Prabowo Tapi Dipuji Dunia

Baca Juga

MINEWS.ID, JAKARTA – Sejak Pemerintah Jokowi dengan optimis menetapkan tekad menyelenggarakan Asian Games tahun lalu, banyak yang pesimis termasuk rivalnya Prabowo Subianto. Alasan utamanya kondisi ekonomi Indonesia tak akan sanggup menopangnya dan terbukti pada akhirnya diakui sukses oleh dunia.

“Saya termasuk yang kurang setuju kita menyelenggarakan Asian Games,” ujar Prabowo pada suatu kesempatan di Jakarta, Februari 2019.

Seharusnya jatah penyelenggaraan event itu adalah milik Vietnam. Namun negara di kawasan Indocina itu menolaknya dengan alasan akan fokus membangun ekonomi dalam negerinya.

Maka Prabowo mengritik kebijakan Pemerintah Indonesia menyelenggarakan perhelatan olahraga se-Asia itu karena lebih suka kepada hal yang hura-hura dibandingkan membangun ekonomi seperti dilakukan Vietnam.

Benarkah banyak anggaran yang terhambur percuma pada penyelenggaraan Asian Games itu?

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan total biaya penyelenggaraan Asian Games 2018 dari APBN adalah Rp 8,2 triliun.

Dana itu dikelola Inasgoc, badan yang dibentuk untuk menyelenggarakan perhelatan akbar se-Asia tersebut.

Namun, anggaran itu tidak semuanya digunakan untuk membangun prasaran dan sarana olahraga.

Pada kenyataannya, Rp 2,1 triliun untuk menyiapkan atlet Indonesia yang akan bertanding di event itu, termasuk untuk bonus.

Sementara itu dana investasi sektor konstruksi sekitar Rp 13,7 triliun untuk kota Jakarta dan Palembang.

Hal tersebut dibenarkan Ketua Inasgoc Erick Thohir. Dia harus memutar otak agar dana Rp 6 triliun lebih itu menghasilkan perhelatan yang sukses.

Memang Erick tidak mengeluarkan hitung-hitungan yang rinci. Namun dia menegaskan mampu menghemat anggaran lebih dari Rp 2 triliun. Salah satu penopang terbesarnya adalah pendapatan dari sponsor yang mencapai lebih dari Rp 800 miliar.

Selain penghematan, menurut Erick, penyelenggaraan Asian Games 2018 terbukti memberikan dampak luar biasa bagi ekonomi Indonesia.

Sekali lagi dia tidak mengungkapkan angka rupiahnya, tetapi maskot Asian Games dia jadikan sebagai acuan.

Selama perhelatan tersebut permintaan maskot tersebut ternyata meningkat dua kali lipat. Jika awalnya hanya dibuat 190 ribu buah, terpaksa harus ditambah menjadi 250 ribu.

Namun, Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F Gontha menyebutkan penyelenggaraan Asian Games 2018 kemungkinan mencatat keuntungan hingga Rp 15 triliun.

Peter Gontha yang juga seorang pengusaha tersebut memperkirakan angka itu di luar royalty hak siar televisi yang dibeli seluruh negara peserta.

“Bahkan untung 15 triliun lebih dalam hitungan minggu, ini di luar royalty hak siar TV yang membeli hak siaran langsung Asian Games di seluruh negara peserta yaa…,” sebut Peter F Gontha melalui akun Facebook-nya.

Menurut Gontha, angka itu merupakan hasil pengurangan dari pendapatan Rp 45,1 triliun dengan modal Rp 30 triliun.

Anggaran yang menjadi modal itu diakui Wakil Presiden Jusuf Kalla usai melakukan rapat bersama Panitia Penyelenggara Asian Games (Inasgoc) 2018 di Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Jakarta, Sabtu 25 Maret 2017.

Anggaran tersebut, kata Jusuf Kalla, meliputi biaya penyelenggaraan, pembangunan infrastruktur, dan sarana transportasi pendukung Asian Games 2018.

Jika keberhasilan ekonomi itu digabungkan dengan acara pembukaan Asian Games, termasuk saat Presiden Jokowi menunggang sepeda motor Paspampres yang kontroversial itu, maka Asian Games menghasilkan kesuksesan yang super.

Hal tersebut berdasarkan pengakuan negara-negara seluruh dunia. Beberapa saat sebelum perhelatan akbar itu ditutup sejumlah media asing di beberapa negara menurunkan laporan pelaksanaan ajang olahraga Asian Games.

Presiden OCA Sheikh Ahmad Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah memberikan selamat kepada tuan rumah sebelum menyatakan Asian Games ditutup.

“Anda berhasil menyelenggarakannya. Anda membuat mimpi Asia, energi Asia menjadi kenyataan,” kata Sheikh Ahmad Al Fahad Al Sabah.

Salah satu berita yang ramai dibagikan oleh warganet berasal dari harian berbahasa Inggris di Hong Kong, South China Morning Post, yang menyebut bahwa, “(tuan rumah) Indonesia menyelenggarakan pertunjukan kelas dunia” di artikel berjudul “Indonesia menyelenggarakan Asian Games terbaik”.

Sementara, The Straits Times Singapura menulis, “Terima kasih Indonesia” dalam laporannya soal penutupan Asian Games.

Ada pun Channel News Asia juga menurunkan laporan dengan pesan serupa, bahwa “Indonesia telah membantah keraguan dengan menyelenggarakan Games yang lancar, dan dengan 17.000 atlet serta official, ini adalah ajang olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade.”

Seluruh kontingen negara-negara yang menjadi peserta melayangkan pujian terhadap Indonesia.

Belum lagi video upacara pembukaan yang berulang kali ditonton banyak warga dunia melalui platform Youtube.

Kita memang tidak pernah tahu lompatan pikiran seorang Jokowi. Seperti keberaniannya mengambil Asian Games dari Vietnam yang semula dipandang pesimis justru berubah menjadi kekaguman bangsa lain.

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini