All England: Ketum PBSI Menduga Ada Diskriminasi pada Tim Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum PBSI, Agung Firman Sampurna menduga ada tindakan diskriminatif pada tim bulutangkis Indonesia yang terpaksa mundur dari All England karena harus menjalani karantina selama 10 hari.

Semua pemain Indonesia terpaksa mundur atau walkover di All England dan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari. Hal ini disebabkan, ada salah satu penumpang pesawat tujuan Istanbul-Birmingham positif Covid-19. Orang tersebut satu pesawat dengan tim bulutangkis Indonesia.

Sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris, jika berada pada satu pesawat yang sama dengan orang yang positif Covid-19, maka diharuskan menjalani isolasi selama 10 hari. Sehingga, tim Indonesia terpaksa mundur dan melakukan isolasi sampai tanggal 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre, terhitung 10 hari sejak kedatangan tim ke Birmingham pada Sabtu (13 Maret) lalu.

20 dari 24 anggota timnas mendapat notifikasi via email dari National Health Service (NHS) untuk wajib karantina Covid-19 selama 10 hari hingga 23 Maret 2021. Keputusan bersifat final, tidak dapat digugat, dan pemberlakuan sanksi bagi pelanggar.

“Pagi ini saya mendapatkan informasi, bagaikan disambar geledek, bahwa tim bulutangkis Indonesia dipaksa mundur dari All England 2021. Saya ingin membuat sebuah pesan yang positif. Tidak ingin menganggu hubungan antar lembaga, antar negara. Tapi publik harus tahu fakta-faktanya,” ujar Agung.

“Pertama kali kita tidak diperbolehkan bertanding lagi karena kita ada dalam satu pesawat dengan penderita Covid-19 di penerbangan dari Istanbul ke Birmingham. Namun demikian sampai dengan hari ini kita tidak diberitahu siapa penumpang tersebut. Pada saat yang sama di pesawat yang sama ada pemain dan pelatih dari Turki, tetap dapat bertanding,” katanya.

“Betapa anehnya, kita yang sudah divaksin, tiba-tiba bukan hanya tidak boleh bertanding, kita itu kemudian diminta untuk melakukan isolasi 10 hari. Saya kurang paham apakah ini diskriminatif atau tidak. Kalau tidak boleh bertanding, ya sudah, kami pulang saja,” ungkapnya.

PBSI bergerak cepat mengatasi masalah di All England ini. Agung langsung berkomunkasi dengan pihak-pihak terkait, terutama Menteri Luar Negeri.

“Kami sangat kecewa, tapi kita akan terus berusaha siapa tahu ada celah untuk bisa terus melanjutkan pertandingan. Tapi jika sebaliknya, kita tak perlu berkecil hati. Kita adalah juara yang tertunda. Kami terus melakukan komunikasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kemenpora. Kami ingin mendapatkan informasi yang transparan siapa yang melakukan kontak secara intensif dengan 24 delegasi Indonesia,” ucapnya.

“Hal ini menjadi pelecut kita dan juga pemberi semangat kita ke depan. Kita tidak perlu kecewa terlalu dalam di sini. Kita patuhi saja. Kita ikuti prosedurnya,” ungkapnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini