Akibat Kabut Asap, Waspadai Risiko Hipoksia

Baca Juga

MINEWS, JAKARTA-Saat ini kualitas udara di Pekanbaru dan Palangka Raya dinyatakan dalam kategori berbahaya berdasarkan data AirVisual. Kondisi ini disebabkan karena kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda beberapa wilayah di Kalimantan dan Sumatera.
Melihat kondisi tersebut, praktisi kesehatan dan akademisi Prof Ari Fahrial Syam mengkhawatirkan kondisi masyarakat yang rentan terserang hipoksia, dimana suatu keadaan kekurangan oksigen yang dapat mengakibatkan permasalahan-permasalahan kesehatan.
Menurutnya, hipoksia seharusnya dapat dihindari terutama bagi orang yang sudah mempunyai permasalahan pada pembuluh darah, baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung.
“Kadar oksigen yang rendah menyebabkan jantung akan mengalami penurunan suplai oksigen dan dapat menyebabkan terjadinya infark atau kematian jaringan,” katanya.
Prof Ari menambahkan, orang yang sudah mempunyai masalah pada pembuluh darah otak, saat kekurangan oksigen bisa memperburuk kondisi tubuhnya hingga mengakibatkan tidak sadarkan diri.
Sebuah penelitiannya membuktikan bahwa kondisi hipoksia sistematik kronik dapat menyebabkan kerusakan pada hati, ginjal, jantung, dan juga lambung. Risiko hipoksia pun disebut Prof Ari bisa diprediksi dengan mengetahui penurunan kadar oksigen yang terjadi akibat asap yang menutup.
“Untuk sementara memang masyarakat dianjurkan untuk tidak terhirup asap dan mencegah untuk tidak berada di luar rumah saat jumlah asap masih tinggi,” katanya.

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini