MATA INDONESIA, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa selain pandemi Covid-19 terdapat berbagai ancaman terhadap perekonomian yang berpotensi datang dalam waktu dekat. Diperkirakan sekitar tiga hingga lima tahun ke depan.
Sri Mulyani menegaskan bahwa ancaman ini berpotensi muncul karena banyak negara yang menerapkan countercyclical untuk menangani pandemi Covid-19.
“Dalam buku global risk report 2021, diterbitkan WEF kita melihat dan membaca beberapa risiko (ekonomi) yang dihadapi dunia dalam jangka pendek, menengah dan panjang kurun waktu 3-5 tahun ke depan,” kata Sri Mulyani, Jumat 12 Maret 2021.
Adapun risiko yang bisa menjadi ancaman baru ekonomi yaitu meliputi asset bubble (gelembung aset), stabilitas nilai tukar, harga komoditas, krisis utang, hingga resiko geopolitik.
“Ini adalah sebagian konsekuensi kebijakan yang diambil untuk hadapi pandemi Covid-19. Setiap langkah kebijakan nggak hanya berikan manfaat tapi ada konsekuensi demikian pula dengan kebijakan yang diambil di sisi APBN atau fiskal bersama-sama lembaga lain dalam tangani Covid-19,” kata Sri Mulyani.
Maka mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta seluruh pejabat eselon I Kementerian Keuangan mewaspadai seluruh tantangan tersebut.
Salah satu momentum yang bisa dioptimalkan untuk pemulihan ekonomi pelaksanaan acara internasional pada tahun 2022. Indonesia akan menjadi tuan rumah atau memegang presidensi G20 sehingga perlu adanya sinergi dan konsolidasi dengan kementerian lembaga.
“Itu berbagai langkah aktivitas di Kemenkeu bersama sama dengan BI dan K/L lain akan meningkat untuk persiapannya. Kita juga diberikan penugasan berdasarkan UU 2/2020 untuk melaksanakan konsolidasi fiskal dalam hadapi pandemi yang sangat berat dimana instrument APBN jadi instrumen utama,” kata Sri Mulyani.
