Waspada Pasukan Siber di 2021

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menurut laporan Industrialized Disinformation tahun 2020, Indonesia bersama 81 negara lainnya menggunakan media sosial untuk menyebarkan propaganda dan disinformasi. Twitter, menjadi salah satu platform media sosial yang paling sering digunakan.

Informasi yang disebarluaskan melalui platform media sosial mencakup beberapa isu meliputi pesan dukungan terhadap pemerintah hingga kampanye menekan pihak tertentu.

Namun yang paling mengkhawatirkan adalah penyebaran informasi menyesatkan atau disebut juga disinformasi.

Pengusaha platform media sosial pun semakin gencar menangkal informasi sesat itu.

Seperti yang terlansir dari Kompas, tercatat platform media sosial Twitter dan Facebook sudah menghapus lebih dari 317.000 akun dan halaman periode 2019-2020.

Meski sudah bermanuver menangkal informasi sesat namun penyebarannya semakin masif. Platform media sosial yang seharusnya menjadi ruang publik untuk menyampaikan pendapat secara terbuka dan bertanggungjawab kini dihadapkan pada ancaman manipulasi informasi.

Umumnya informasi sesat atau yang telah dimanipulasi oleh pasukan siber, masif beredar pada saat momentum pemilu. Informasi yang dengan sengaja disesatkan akan memberikan efek negatif terhadap masyarakat.

Solusinya menurut Direktur Safenet, Damar Juniarto, tidak bisa hanya mengandalkan penutupan akun melainkan memberikan label pada akun yang kerap menyebarkan informasi sesat tersebut.

Maka selain mengawasi pergerakan pasukan siber, masyarakat bisa meningkatkan literasi digitalnya agar tidak mudah termakan informasi sesat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini