Viral Eiger yang Baper, Inilah Sosok Pendirinya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA- Eiger tengah menjadi perbincangan dan sorotan warganet. Sebab, warga twitter tengah dihebohkan dengan curhatan seorang youtuber bernama Dian Widiyanarko.

Dalam surat tersebut, Eiger meminta youtuber yang mereview produknya segera diperbaiki atau dihapus. Pihak Eiger mempermasalahkan, dalih kualitas video kurang bagus, terdapat suara di luar video utama yang mengganggu, dan setting lokasi yang kurang proper.

Youtuber tersebut tidak terima karena produk yang ia review merupakan barang yang dibeli dengan uang pribadi, bukan endorse. Kejadian ini bermula saat Dian mengunggah ulasan produk kacamata jenis kerato buatan Eiger yang berdurasi 10 menit. Dian mengungkapkan kelebihan kacamata tersebut. Lalu, ia mengatakan kacamata Eiger kualitasnya lebih baik ketimbang merek internasional dan harganya pun terjangkau.

Selain itu, Dian juga mengungkapkan semestinya pihak Eiger berterima kasih atas ulasannya. Karena, perusahaan tersebut mendapatkan promosi secara cuma-cuma. Namun, pihak Eiger tak terima dan keberatan atas video tersebut. Setelah kejadian tersebut, CEO dan pendirinya yakni Ronny Lukito meminta maaf atas kejadian ini.

Di balik kejadian itu semua, inilah sosok pendiri Eiger. Ronny Lukito merupakan anak keenam dari enam bersaudara di mana, ia laki-laki satu-satunya. Pria ini kelahiran 15 Januari 1962 yang memiliki darah campuran yakni Sumatra, Jakarta dan Buton. Ia bukanlah lulusan dari S2 Harvard University atau dari perguruan tinggi lainnya, tetapi Ronny hanya lulusan STM. Keluarga Ronny bukanlah seorang jutawan ataupun bangsawan, hingga ia harus ikut serta membantu perekonomian keluarga.

Sebenarnya ia ingin melanjutkan pendidikannya, namun keadaan ekonomi keluarga membuat Ronny lebih memprioritaskan mencari pekerjaan daripada melamar ke perguruan tinggi. Ronny membantu meneruskan usaha toko tas milik orang tuanya. Sebagai anak laki satu-satunya, ia harus tanggungjawab atas bisnis tersebut.

Saat itu, tas produksi buatan ayahnya diberi merk butterfly, persis seperti merk mesin jahit yang populer kala itu. Jiwa entrepreneur Ronny memang sudah ada sejak kecil. Meski hanya bekerja di toko milik keluarga, ia tak lantas menggenggam tangan tanpa lakukan apapun. Ia mempelajari seluk beluk pembuatan tas. Mulai dari cara membuat desain tas hingga bagaimana proses penjahitannya.

Sehingga suatu hari ia mendirikan Eiger di kota Bandung. Awalnya toko ini hanya sebatas rumah kontrakan. Kini Eiger memiliki lebih dari 100 toko di seluruh Indonesia. Ronny menamakan Eiger karena terinspirasi dari nama Gunung Eiger di Swiss. Serta merk Eiger ini bertujuan untuk peralatan kegiatan alam. Perusahaan ini memproduksi produk untuk kegiatan mendaki gunung, berkemah, dan panjat tebing seperti tas dan jaket.

Reporter: Azizah Putri Octavina

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Antisipasi Daging Sapi Terjangkit Antraks, Pemkot Jogja Sidak Pedagang Pasar

Mata Indonesia, Gunung Kidul - Kasus antraks yang terjadi di Gunungkidul dan Sleman diantisipasi lebih cepat oleh Pemkot Jogja. Meski Kementan sudah menggerakkan jajarannya termasuk Pemkab Gunungkidul untuk memvaksinasi hewan ternak warga, antisipasi oleh pemerintah wilayah lain juga harus dilakukan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini