Ustadz Erick Yusuf Rasakan Tegasnya Didikan Harry Roesli

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Orang mengenal Erick Yusuf sebagai ustadz karena sering tampil di layar kaca memberi tausiah. Padahal latar belakangnya adalah didikan legenda musik almarhum Harry Roesli yang tegas.

Erick masih mengingat saat dia diajak bergabung dengan Mas Harry, begitu panggilan dia untuk sang maestro.

Saat itu, Erick masih remaja belasan tahun dan sedang bermain di sebuah acara musik di Bandung.

Erick dan beberapa temannya ketika itu membawakan lagu-lagu Chick Corea yang bergenre dari jazz fusion hingga progressive rock.

Meski begitu, Erick yang sering dipanggil Ucup oleh Harry Roesli, tidak dipageri untuk fanatik dengan salah satu genre saja saat membantu doktor bidang musik itu.

Bahkan ustadz yang laris tampil di televisi tersebut sangat mengingat jargon ‘kumaha aing’ yang dikenalkan Harry. ‘Kumaha aing’ adalah bahasa Sunda yang berarti ‘terserah saya.’

Kebebasan dalam bermusik seorang Harry Roesli juga terlihat saat Erick menemaninya ke Jepang. Ketika itu musisi Jepang banyak yang kagum dengan gubahan yang dibawakan Harry di tempat itu.

Namun, mereka sangat heran ketika diminta partiturnya, Harry mengaku tidak terbiasa membuatnya.

“Kami di Indonesia terbiasa bebas dalam bermusik, tidak seperti di Jepang yang bunyi ke***t pun nadanya harus dituliskan dalam partitur,” begitu jawaban Harry yang diceritakan kembali oleh Erick Yusuf saat berbincang dengan Mata Indonesia.

Kebebasan itu juga digambarkan Erick dari kebiasaan Harry yang sering membuat lagu saat dia berkumpul dengan teman-temannya sehari-hari dari dia lihat langsung.

Meski menganut kebebasan aliran, namun ketika mengajari musik kepada dirinya terlihat wataknya yang keras.

Erick pun pernah mengalaminya, ketika dia masih sering tinggal di Rumah Harry Roesli Jalan Supratman Nomor 57 Bandung yang disebutnya sebagai “padepokan.”

Pada suatu subuh Erick dibangunkan Harry dan mengajaknya langsung ke dekat piano. Tiba-tiba Harry menekan satu tuts piano dan meminta Erick menyebutkan nada dari tuts itu.

Saat menceritakannya kembali dia mengaku sempat kesulitan karena tidak mengira sang maestro akan mengujinya seperti itu. Apalagi di saat baru bangun tidur. Beruntung ketika itu Erick bisa menjawab semua pertanyaan.

Keseriusan itu juga ditampakkan Harry saat Erick diminta mengomentari sebuah pementasan musik yang baru saja mereka tonton. Sebelumnya si Mas Harry sudah menyatakan pementasan itu jelek.

Namun, ketika Erick ikut membenarkan, Harry Roesli justru mengingatkannya agar tidak berkomentar seperti itu karena pengetahuan Erick yang belum cukup dalam bermusik.

Saat itu, Harry bukan hanya sudah bermusik lama tetapi juga bergelar doktor bidang musik dari Belanda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini