Teknologi Pertanian Andenes, Rahasia Berjayanya Kerajaan Inca

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sekilas memang tampak sederhana. Namun siapa sangka jika teknik pertanian bertingkat atau andenes (bahasa Spanyol) adalah rahasia berjayanya Kerajaan Inca.

Untuk pertama kalinya, teknik andenes ini dibuat oleh masyarakat kuno yang hidup di daerah tersebut sekitar 4.500 tahun silam. Bentuknya, tak lain adalah sebuah ladang bertingkat yang ada di lereng-lereng bukit.

Memasuki abad ke-12, barulah suku Inca muncul, mengadopsi dan menyempurnakan berbagai sistem, teknik, dan strategi dari berbagai metode masyarakat kuno.

Teknik andenes ini menjadi solusi untuk mengatasi tanah yang tipis, struktur lereng yang curam, adanya fluktuasi yang tajam, permasalahan curah hujan, hingga suhu yang ekstrem.

Dengan teknik ini, masyarakat juga dapat menanam sebanyak mungkin tanaman di lingkungan yang terbatas. Bahkan, para petani dapat menanam tanaman yang tidak bisa bertahan di wilayah tersebut, seperti kentang, jagung, koka, hingga quinoa.

Berkat teknik ini, jumlah produksi makanan hasil pertanian mengalami peningkatan yang amat drastis. Untuk teknik penyiramannya sendiri, teknik andenes menggunakan kolam buatan dan sistem irigasi yang rumit.

Tak hanya menyumbangkan hasil panen berlimpah, andenes juga mampu memikat indera visual. Bentuknya begitu artistik, dengan pola-pola geometris, menyuguhkan pemandangan yang begitu mempesona. Dari kejauhan, andenes terlihat seperti ukiran tangga hijau raksasa di lereng gunung.

Selain andenes, situs lain yang paling mengesankan adalah Peru Moray, yang bentuknya melingkar dengan pusat di bagian tengah, hampir serupa dengan amfiteater Yunani kuno. Diyakini, berawal dari Moray lah sistem andenes bisa berfungsi dalam menciptakan berbagai iklim mikro.

Moray sendiri memiliki berbagai kedalaman, ukuran, desain, orientasi teras, serta memiliki perbedaan suhu terendah dan tertinggi berkisar 15 celcius. Ia juga dianggap sebagai laboratorium penelitian pertanian yang berisi sampel tanah seluruh kerajaan.

Menurut para peneliti, suku Inca memang sengaja menggunakan Moray untuk melakukan percobaan terhadap proses hibridisasi, rotasi tanaman, hingga domestikasi.

Ada catatan sejarah tertua milik Garcilaso de la Vega (1539 – 1616) mengenai penggunaan andenes. Sebagai informasi, ia adalah putra dari seorang penakluk Spanyol yang menikahi perempuan bangsawan Inca.

Kala itu, pasca merebut wilayah baru, suku Inca mulai melakukan perluasan lahan pertanian dengan mendatangkan seorang insinyur yang terampil untuk menggali saluran irigasi, meratakan, lalu membentuknya sehingga air dapat terdistribusi dengan sempurna.

Selain itu, mereka juga membuat teras di lereng bukit dan gunung yang memiliki potensi tanah berkualitas. Seluruh lereng bukit dan gunung ini datar seperti tangga dan nantinya bertahap para petani akan menanam bibitnya di tangga ini.

Mereka benar-benar memanfaatkan lahan. Kemudian, mereka juga membagi tanah menjadi tiga bagian, yakni tanah untuk raja Inca, tanah untuk tujuan keagamaan, dan tanah untuk rakyat.

Adapun potongannya, akan terbagi secara rata. Tanah ini memang tak kena pajak, namun selain mengurus tanahnya sendiri, para petani juga wajib mengurus tanah raja dan tanah keagamaan.

Berkat teknik andenes, suku Inca mampu mengumpulkan persediaan besar makanan hasil pertanian yang berguna ketika terjadi konflik, masa paceklik, kekeringan, dan banjir. Andenes juga mampu memperluas Kerajaan Inca hingga mendominasi petak-petak besar Amerika Selatan, bahkan mampu menghasilkan benteng megah seperti Machu Picchu.

Namun semuanya berubah di abad ke-16 sejak kedatangan penakluk Spanyol yang berambisi menggulingkan suku Inca. Banyaknya kekerasan yang terjadi, pengusiran secara paksa, serta adanya wabah penyakit membuat warga asli Andes Tengah hancur.

Teknik pertanian Eropa juga mulai masuk dan menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah, menggantikan eksistensi teknik andenes. Perlahan, teknik andenes mulai hilang.

Meski begitu, teknik andenes tak pernah hilang. Berkat pengetahuan turun temurun dan dari generasi ke generasi, hingga kini petani Andes masih dapat menggunakan teknik ini.

Meski kurang mendapat perhatian dari para wisatawan yang datang, namun andenes tetap menjadi pemandangan umum di wilayah Titicaca, Isla del Sol, Colca Canyon, hingga Lembah Suci dekat Machu Picchu.

Kabarnya, sejak dua tahun terakhir pun akademisi memiliki minat terhadap teknik andenes sebagai upaya untuk membantu dunia mengatasi erosi tanah, kelangkaan air, dan krisis iklim.

Bahkan, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan andenes menjadi salah satu contoh teknik pertanian terbaik. Seiring berjalannya waktu, lahan-lahan yang menggunakan teknik andenes tampak lebih lestari dan maju.

Ya, tentu saja ini adalah bukti nyata dari kejayaan Kerajaan Inca.

BBC/Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini