Sesek, Buronan Carlos Ghosn Kabur dengan Bersembunyi di Koper

Baca Juga

MATA INDONESIA, TOKYO  –  Carlos Ghosn  mantan bos Nissan sudah lama menjadi buronan karena tuduhan menyalahi aturan finansial sejak tahun 2018.

Pria kewarganegaraan Prancis keturunan Lebanon ini lahir dan besar di Brasil. Ia  pertama kali bergabung dengan Nissan pada tahun 1999 setelah Renault membeli saham di produsen mobil Jepang itu dan menjadi pemimpin eksekutif pada 2001. Carlos sempat kuliah di sekolah keuangan Ecole Polytechnique dan lanjut di Ecole de Mines de Paris dan memulai kariernya di Michelin sebelum kemudian ia pindah ke Renault.

Carlos Ghosn pun menjadi ketua dewan direktur Nissan selama hampir 20 tahun. Ghosn dianggap sangat berjasa atas bangkitnya kembali Nissan di awal abad ke-21 setelah perusahaan itu sempat hampir bangkrut. Tak heran Carlos pernah menjadi salah seorang paling penting dalam industri otomotif dunia dan dikenal banyak pemimpin dunia.

Sayangnya kiprah dan karier Carlos ternyata tak lama. Tiba-tiba saja pada November 2018, Nissan – produsen mobil terbesar keenam dunia, melaporkan mereka menemukan bahwa Carlos Ghosn melaporkan gajinya lebih rendah kepada pemerintah. Temuan ini didapat dari penyelidikan internal.

Dengan alasan ini, Carlos Ghosn ditangkap di Jepang dengan tuduhan menyalahi aturan finansial. Carlos menghadapi empat dakwaan kejahatan keuangan, termasuk menyembunyikan pendapatan dan memperkaya diri dengan serangkaian pembayaran terhadap dealer mobil di Timur Tengah. Dia juga dituding menyembunyikan pembayaran senilai USD 80 juta dari Nissan.

Carlos ditangkap saat turun dari pesawat pribadinya setelah penerbangan dari Prancis. Ia dibawa dan dikurung terpisah di sel kecil di Rumah Tahanan Kosuge di Tokyo. Carlos Ghosn berada di sana empat bulan, dan setiap hari diinterogasi oleh jaksa yang berusaha membuatnya mengakui kesalahannya. Beruntung Pada Maret 2019, ia bisa bebas dengan jaminan senilai USD 13 juta. 

Namun tak lama, ia ditahan lagi dengan tuduhan baru. Pada akhir April 2019 ia dilepaskan dengan jaminan USD 4,5 juta.

Kegiatan Ghosn dibatasi dengan ketat. Ia bahkan tak boleh berkomunikasi dengan istrinya, Carole Ghosn. 

Carole pernah menulis surat panjang kepada Human Rights Watch mengeluhkan perlakuan terhadap suaminya sembari mengeluhkan sistem hukum Jepang yang disebutnya “kejam” Ketika Ghosn ditangkap kembali bulan April, polisi merazia rumah mereka pada dini hari ketika suami istri ini sedang tidur. Kepada BBC, Carole Ghosn bercerita di hari penangkapan itu, bahkan ketika ia mandi, seorang polisi perempuan mengikutinya dan menyaksikan ia mandi. Selama masa Ghosn berada di penjara, Carole mengadu ke para pemimpin dunia termasuk ke Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Brasil Jair Bolsonaro agar campur tangan soal penahanan suaminya ini.

Merasa tidak nyaman dengan perlakuan Kepolisian Jepang, Ghosn akhirnya memilih melarikan diri dari Jepang. Baginya, tak ada pilihan lain selain, Lari atau Mati.

Nah, bagaimana cara Ghosn melarikan diri?

Pada 29 Desember 2019, Ghosn keluar dari rumahnya di Tokyo sekitar jam makan siang Dari rekaman CCTV, ia masuk ke hotel dekat rumahnya, bertemu dua orang.

Diduga kuat mereka adalah Michael Taylor, bekas anggota Pasukan Khusus AS yang kini jadi konsultan keamanan, dan rekannya seorang Lebanon, George-Antoine Zayek. Mereka berdua dibayar Ghosn sebesar USD 1,3 juta atau senilai Rp 18,5 miliar. Bertiga mereka naik kereta cepat dari Tokyo ke Osaka. Sepanjang perjalanan Ghosn memakai topi dan wajahnya ditutup masker flu yang lazim dipakai di Tokyo.

Sesampai di Osaka, ketiganya masuk ke hotel dan beberapa jam kemudian, menurut lembaga penyiaran NHK, hanya dua orang keluar dari hotel itu, tanpa Ghosn.

Ghosn ternyata disembunyikan di sebuah kotak hitam besar mirip koper yang mereka bawa. Kotak ini dimasukkan ke pesawat.

Pesawat yang membawa Ghosn dan kedua rekannya terbang menuju Turki pukul 11 malam, pada 29 Desember 2019. Di Istanbul mereka berganti pesawat dengan diam-diam, terbang menuju Beirut.

Koper yang membawa Carlos Ghosn
Koper yang membawa Carlos Ghosn

Bagaimana Ghosn sampai tidak ketahuan dan lolos dari pemeriksaan di bandara? Pengakuan maskapai penerbangan MNG yang membawa mereka berdua terbang tak ada dokumen atas nama Ghosn. Dikabarkan seorang pegawai mengaku telah memalsukan dokumen penerbangan.

Pihak berwenang Turki kemudian menahan tujuh orang terkait hal ini, termasuk empat pilot yang bekerja untuk MNG.

Dengan perjalanan tak lazim ini, Ghosn masuk ke Lebanon secara resmi menggunakan paspor Prancis dan KTP Lebanon. Memasuki tahun baru 2020, Ghosn merayakannya di Beirut bersama istrinya.

Pelarian ini mengegerkan Jepang. Pemerintah Amerika Serikat pun turun tangan. Michael dan George ditangkap saat mereka mendarat di AS dan langsung diekstradisi ke Jepang. Pada 14 Juni 2021 lalu keduanya dihukum penjara 3 tahun. Selama proses persidangan, keduanya tidak membantah terkait pelarian Ghosn.

Jepang telah meminta Interpol untuk menahan Ghosn dan memberi tekanan diplomatik kepada Lebanon, tapi tak ada perjanjian ekstradisi kedua negara.

Selain itu, Ghosn punya dukungan besar di Lebanon. Ada kemungkinan ia diadili di Prancis. Di bawah sistem hukum Prancis, warga negara mereka bisa diadili untuk kejahatan yang dilakukan di luar negeri; dan Ghosn punya kewarganegaraan Prancis.

Suami Istri Carlos Ghosn
Suami Istri Carlos Ghosn

Ghosn juga sedang diselidiki oleh pihak berwenang Prancis untuk kejahatan keuangan. Renault menyoroti adanya 11 juta euro pengeluaran yang meragukan. Ghosn menampik tuduhan ini. Kini Ghosn tinggal di rumahnya di Beirut.

Sementara keuntungan Renault dan Nissan mulai runtuh sejak kepergiannya. Nilai pasar mereka turun puluhan miliar dolar.

Reporter : Ananda Nuraini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini