Persahabatan Che Guevara dan Fidel Castro Lancarkan Revolusi Kuba

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Fidel Castro dan Che Guevara adalah dua orang pelopor revolusi di Amerika Tengah. Cerdas, ganteng, berani, keduanya berjuang bersama dalam Gerakan 26 Juli menumbangkan Presiden Kuba Fulgencio Batista pada 1959 melalui perang gerilya.

Saat mereka berhasil merebut kekuasaan, romantisme mahasiswa untuk menumbangkan rejim pemerintahan di beberapa negara pun meledak. Apalagi kedekatan kedua sosok ini begitu erat. Fidel adalah warga asli Kuba, sementara Che merupakan orang Argentina. Keduanya menyatu dalam satu ideologi komunis Marxis-Leninisme, menentang segala bentuk penindasan terhadap rakyat, terutama di wilayah Amerika Latin.

Che 

Namun dibandingkan Castro, sosok seorang revolusioner sejati adalah Che Guevara. Ia dikenal sebagai seorang pengembara. Che melintasi nyaris seluruh negara Amerika Latin. Kemudian, saat ia sampai di Meksiko, bertemulah Che dengan Fidel Castro dan adiknya, Raul Castro.

Dalam perkenalan itu, ketiganya cepat menyatukan pikiran untuk melakukan revolusi, dimulai dari Kuba. Gerakan 26 Juli terbentuk, Che, Fidel dan Raul lalu mengumpulkan 82 pejuang lainnya untuk perang gerilya.

Saat Gerakan 26 Juli berhasil menumbangkan rezim Batista tahun 1959, Fidel kemudian diangkat sebagai Perdana Menteri Kuba. Ia tak melupakan jasa kawan-kawan seperjuangannya. Che kemudian diangkat sebagai Menteri Industri, dengan tujuan agar ia dekat dengan kehidupan para buruh dan bisa mengontrol perusahaan agar tak menerapkan sistem kapitalisme yang sama-sama mereka benci.

Sayang, jabatan itu tak berlangsung lama. Che lebih memilih mengembara dan menggelorakan revolusi di berbagai negara lainnya.

Fidel sangat mengangumi dan menyayangi Che. Ia pun melepaskan Che untuk terbang ke Afrika membantu gerakan revolusinya ke bersama 100 pejuang pada 1965. Ia membantu revolusi Kongo dan menjatuhkan rezim yang berkuasa.

Kemudian, Che Guevara melanjutkan perjalanannya ke Bolivia. Ia membawa serta 50 pejuang dari Kuba untuk bergabung bersama Militer Pembebasan Nasionalis Bolivia atau yang disebut ELN.

Sayangnya, Che tertangkap oleh militer Bolivia dan dieksekusi pada 9 Oktober 1967. Nyawa Che melayang saat usianya baru 39 tahun.

Dalam sebuah wawancara bersama Mail Online, tahun 2014, putri tertua Che, yakni Aleida Guevara mengungkapkan, bahwa Fidel kerap bermimpi tentang ayahnya.

"<yoastmark

Kesedihan tak bisa disembunyikan oleh pemimpin Kuba itu jika pembicaraan menyangkut tentang Che.

”Fidel mengatakan kepadaku, ia sering bermimpi sedang bersama dengan ayahku. Ia melihat Che masih seperti dulu,” kata Aleida Guevara.

 

Pada 3 Oktober 1965, usai eksekusi Che, Fidel di hadapan publik Kuba membacakan isi surat yang ditulis oleh sahabat seperjuangannya tersebut.

Surat itu berisi tentang kisah-kisah mendebarkan saat mereka berjuang bersama.

“Saya hendak bacakan sebuah surat, yang ditulis tangan dan kemudian diketik, dari kawan Ernesto Guevara, yakni penjelasan diri ….Tertulis demikian: ‘havana’ –tanpa tanggal, surat yang dibacakan pada kesempatan yang amat baik, namun sesungguhnya dibuat pada tanggal 1 April tahun ini,” kata Fidel.

Fidel 

Fidel Castro merupakan tokoh pemimpin yang melegenda bagi Kuba. Bayangkan saja, ia memimpin negara tersebut selama hampir setengah abad. Ia sangat disegani oleh lawan lawanya termasuk Amerika Serikat. Keberaniannya itu membuat Fidel Castro dipandang sebagai pahlawan yang bersosialisme serta prajurit yang berjasa bagi rakyat Kuba.

Memiliki nama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz, ia lahir pada 13 Agustus 1926 hasil dari pernikahan Angel Maria Bautista Castro y Argiz dan Lina Ruz Gonzalez. Fidel Castro muda memulai pendidikan di sekolah Katolik di Santiago dan sempat pindah ke El Colegio de Belen di Havana.

Kemudian, ia mengambil perguruan tinggi di Universitas Havana pada pertengahan 1940an. Ambisi kuat menjadikannya seorang aktivis politik yang berani bersuara. Aksi unjuk rasa selalu ia hadiri hingga akhirnya menjadi incaran polisi. Pidatonya yang terkenal yaitu tuduhan korupsi terhadap Presiden Ramon Grau. Bukan hanya berani bersuara, ia juga terlibat dalam kelompok yang ingin mengulingkan pemimpin Republik Dominika, Rafael Trujillo. Sayangnya upaya itu gagal berkat intervensi Amerika Serikat.

Kisah cintanya dimulai pada tahun 1948 dengan menikahi Mirta Diaz-Balart, putri dari politikus terkaya di Kuba. Hal itu tidak membuatnya untuk satu suara dengan elite negara. Fidel Castro menganggap bahwa ekonomi Kuba yang sedang menurun akibat kapitalisme di negaranya tersebut. Ia percaya permasalahan itu dapat diselesaikan oleh revolusi rakyat.

Meraih gelar sarjana hukum, membuatnya untuk membuka sebuah praktek khusus keahliannya tersebut. Sayangnya, usaha Fidel Castro gagal dan terjadi penumpukan hutang dimana mana. Namun ia tetap aktif di beberapa rangkaian demonstrasi yang terkenal sangat keras.

Tidak sampai disitu, tampaknya Fidel Castro sangat muak dengan pemerintahan rezim Batista. Ia membentuk sebuah pasukan bawah tanah yang bertujuan untuk menggulingkan jenderal tersebut. Tepat pada juli 1953 dirinya berserta pasukan meluncurkan serangan ke barak militer Mocanda di Santiago. Sayangnya serangan itu berhasil digagalkan dan banyak pasukan yang tewas. Namun tidak sedikit juga yang berhasil ditangkap termasuk Fidel Castro. Akibat penyerangan itu ia ditahan dan diadili pada September 1953.

Fidel Castro mendapatkan hukuman penjara selama 15 tahun. Namun, ia dibebaskan pada Mei 1955 berkat bantuan amnesti. Sebelumnya, dirinya resmi bercerai oleh Mirta Diaz-Balart. Hal ini membuat Fidel Castro makin berani untuk melawan pemerintahan rezim batista.

Namun, untuk menggulingkan batista tidaklah mudah. Ia melarikan diri ke Meksiko dan bertemu Che.

Pertemuan dengan Che Guevara ini membuat Fidel berambisi untuk kembali menjatuhkan rezim Batista. Tepatnya pada bulan November 1956, ia membawa 81 pasukan bersenjata ke Kuba.

Berlindung di pegunungan Sierra Maestra, mereka memulai peperangan terhadap rezim Batista di Havana selama dua tahun. Akhirnya Fidel Castro berserta pasukan berhasil memasuki kawasan Kuba pada tahun 1959. Jenderal Fulgencio Batista yang terkenal hebat dalam perang mengaku mundur dan melarikan diri.

Keberhasilannya itu membuat Fidel Castro menguasai Kuba. Ia menegaskan bahwa ‘Keadilan revolusioner tidak didasarkan pada ajaran hukum, melainkan pada keyakinan moral’. Fidel Castro mengatakan bahwa ideologinya diutamakan untuk rakyat Kuba. “Ini bukanlah komunisme atau marxisme, tapi demokrasi untuk perwakilan dan keadilan sosial. Terutama ekonomi yang terencana dengan matang,”kata Fidel Castro. Dari situ rakyat Kuba sangat menyayanginya.

Pada tahun 1961, Amerika serikat berusaha keras ingin menjatuhkan Fidel Castro beserta jajarannya. Negara itu mengerahkan tentara bayaran untuk menyerbu Kuba. Namun, pasukan Kuba berhasil mengagalkan para tentara itu dan tidak sedikit yang tewas. Tidak lama setelah itu, rudal rudal milik Uni Soviet yang sedang menuju ke Kuba diketahui oleh pesawat pengintai Amerika Serikat.

Hal itu tidak bisa ditoleransi oleh Amerika Serikat, Presiden John F Kennedy. Ia mengatakan bahwa pangkalan rudal itu dipersiapkan untuk menyerang belahan bumi barat. “Serangkaian pangkalan rudal ofensif sekarang dipersiapkan di pulau terpenjara. Tujuan pangkalan ini untuk membangun kemampuan serangan nuklir terhadap belahan bumi barat,” kata Presiden John F Kennedy.

Akhirnya, Pimpinan Uni Soviet Khrushchev menarik kembali rudalnya tersebut. Hal itu membuat hubungan antara Fidel Castro dan Amerika Serikat semakin menjauh.

Saat itu, Kuba diketahui masih sangat bergantung dengan bantuan dari Uni Soviet. Negara itu memberikan sejumlah uang dan membeli hasil panen tebu Kuba. Selain hubungan baik dengan Uni Soviet, Fidel Castro juga bergabung dengan Gerakan Non Blok yang baru dibangun. Gerakan itu salah satunya termasuk Presiden Indonesia Soekarno.

Pemerintahan Fidel Castro mengalami penurunan ketika ia memutus dukungan dari Uni Soviet. Kesengsaraan itu sangat terasa, Kuba mengalami kelangkaan bahan kebutuhan. Hingga kosongnya rak di toko toko mereka membuat Kuba benar benar merosot. Ketersediaan makanan juga makin berkurang.

Pada tahun 1990 banyak rakyat Kuba yang mengeluh. Ribuan orang menyeberangi laut ke Florida demi mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka termasuk gerakan anti Fidel Castro. Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1998 presiden Kuba itu bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II.

Pertemuan itu menjadi kejadian yang tidak terlupakan bagi Fidel Castro. Paus Yohanes Paulus II mempermalukan presiden Kuba itu didepan publik dan media. Ia mengencam minimnya hak asasi manusia di Kuba. Setelah itu, kepemimpinan Fidel Castro berjalan dengan biasanya.

Lalu pada tahun 2006, Fidel Castro menyerahkan jabatannya itu kepada adiknya, Raul Castro. Hal itu ia lakukan karena umur yang tidak lagi muda dan sering jatuh sakit. Kesehatanya makin memburuk dan sempat dirawat di rumah sakit. Dia kembali muncul pada tahun 2010, memberikan sebuah pendapat di televisi. Salah satu yang dibahas adalah ketegangan antara Amerika Srikat, Iran dan Korea Utara.

Fidel Castro juga sempat menyampaikan pidato di Majelis Nasional, terkait bencana nuklir antara ketiga negara tersebut. Pada 25 November 2016 Fidel Castro meninggal. Ia pun menyusul sahabatnya, Che Guevara.

Reporter : R Al Redho Radja S

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini