Perjuangan Nani dari Keluarga Miskin jadi Pesepakbola Bergelimang Harta

Baca Juga

MATA INDONESIA, LISBON – Tidak pernah ada yang tahu dengan nasib seseorang, termasuk Luis Nani. Hidup dari keluarga miskin dan pernah kelaparan, nasib pria asal Portugal berubah menjadi pesepakbola dengan harta berlimpah.

Nani hidup bersama keluarganya di kawasan kumuh Amadora, di pinggiran Ibu Kota Portugal, Lisbon. Ayah Nani meninggalkan keluarganya ke Cape Verde. Dengan demikian, ibu Nani harus mengurus sembilan anaknya seorang diri.

Nani memiliki empat saudara laki-laki dan emat saudara perempuan. Mereka semua tinggal di rumah kecil dengan satu kamar tidur. Pemain berusia 33 tahun yang kini memperkuat Orlando City di Amerika Serikat menceritakan perjuangannya saat masih kecil.

“Ketika itu saya dan keluarga tinggal di rumah yang bolong-bolong, banyak tikus dan kadal. Pada akhirnya, kami terbiasa dengan kondisi tersebut. Ketika Anda masih kecil, sungguh luar biasa beradaptasi dengan kondisi itu,” ujar Nani, dikutip dari The Sun, Jumat 10 Juli 2020.

“Tapi, satu hal yang Anda takkan pernah terbiasa adalah kelaparan. Perut Anda berteriak, rasanya sangat sakit sampai Anda berpikir ada sesuatu yang memotong kulit Anda. Saya pernah merasakan hal itu,” kata Nani.

Nasib Nani mulai berubah ketika usia 10 tahun dan kakaknya, Paulo Roberto, membujuknya meminta makanan di daerah mewah di Lisbon. Di sana, Nani diberikan roti, biskuit, sup, dan pizza. Nani memilih meminta makanan-makanan tersebut ketimbang mencuri.

“Jika Anda tak pernah merasakan kelaparan, mungkin Anda berpikir saya berlebihan ketika saya mendapatkan pizza tersebut rasanya sangat enak. Hingga kini saya masih bisa merasakan rasa pizza tersebut,” ungkap Nani.

Pemilik restoran tersebut memperkenalkan Paulo kepada seorang pesepakbola profesional yang mengatur trial atau uji coba bersama klub raksasa Portugal, Sporting Lisbon. Tapi, Nani terlambat satu bulan.

Meski demikian, Nani tak menyerah. Di usia tujuh tahun, dia tetap berlatih sepak bola sendiri karena tak punya uang untuk berlatih bersama sekolah sepak bola. Nani berlatih hanya menggunakan sepasang sepatu yang sudah usang.

Tapi, ketika Nani mulai bermain di lapangan kerikil, banyak anak-anak yang kagum. Setelah itu, pelatih Nani mulai memberinya uang untuk membeli tiket kereta dan makanan sementara teman-temannya memberikan dia baju.

Di usia 16 tahun, Nani berlatih dengan dua klub besar Portugal, Benfica dan Sporting Libson, sebelum akhirnya menandatangani kontrak dengan Sporting di 2003.

Empat tahun di Sporting, penampilan Nani membuat Manchester United kepincut dan merekrutnya di 2007 dengan nilai transfer 23 juta Poundsterling. Selama berkarier di MU, Nani memenangkan empat trofi Liga Premier Inggris dan satu trofi Liga Champions.

Pundi-pundi Nani sejak bergabung dengan MU mulai meroket. Setan Merah menggaji Nani sebesar 6,24 juta Poundsterling atau 113 miliar Rupiah per musim. Dengan gaji tersebut, Nani bisa membeli rumah di Manchester dan beberapa mobil mewah. Dia juga mengajak beberapa keluarganya tinggal di rumah mewahnya.

Nani meninggalkan MU di 2015 ke Fenerbahce. Setelah itu, pemain kelahiran 1986 pindah ke Valencia, kembali ke Sporting Lisbon, dan kini bersama Orlando City.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Hasil Sidang Sengketa Pilpres Ditolak MK, Bukti jadi Alasannya tapi Hakim Tak Terapkan Etika Hukum

Mata Indonesia, Yogyakarta - Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) pada sidang putusan sengketa hasil Pemilihan Umum (PHPU) Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024, Senin (22/4/2024), menolak permohonan dari paslon nomor urut 01 dan 03. MK menyatakan bahwa permohonan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud MD tak memiliki dasar hukum yang cukup.
- Advertisement -

Baca berita yang ini