Penuh Duka, Ini Deretan Tokoh Nasional yang Meninggal Tahun 2019

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sepanjang tahun 2019 ini, beberapa tokoh nasional tutup usia dengan penyebab yang berbeda-beda.

Kali ini, Minews.id akan merangkumya dalam deretan tokoh nasional yang meninggal sepanjang tahun 2019.

1. Mus Mulyadi

Mul Mulyadi

Terkenal sebagai Raja Musik Keroncong (The King of Keroncong), Mus Mulyadi dikenal memiliki suara cengkok yang sangat khas. Penyakit diabetes yang dideritanya, sampai mengakibatkan kedua matanya buta sejak tahun 2009. Hingga pada 11 April 2019, ia menghembukan nafas terakhirnya pada usia 73 tahun.

Musisi kelahiran Surabaya, 14 Agustus 1945 ini, memiliki julukan ‘Si Buaya Keroncong’. Ia memiliki tembang-tembang yang khas dan terkenal, seperti Kota Solo, Dinda Bestari, Telomoyo, dan Jembatan Merah. Mus Mulyadi juga pernah bergabung menjadi anggota Favourite’s Group.

2. Ani Yudhoyono

Ani Yudhoyono

Indonesia sempat berduka, bagaimana tidak sosok Ani Yudhoyono yang merupakan istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, menghembuskan nafas terakhirnya pada 1 Juni 2019. Penyakit kanker darah yang Ani derita sudah mempengaruhi produksi fungsi sel darah yang ada dalam tubuhnya. Ani Yudhoyono merupakan sosok perempuan tangguh dan ibu bagi bangsa Indonesia.

Wanita yang memiliki hobi memotret ini kerap kali datang ke Taman Safari untuk menyalurkan hobi fotografinya. Beberapa penghargaan pernah Ani raih, salah satunya Pin Emas dari M. Yunus, pemegang Nobel Perdamaian tahun 2006 dan pendiri Grameen Bank, Bangladesh tahun 2006. Penghargaan itu ia raih atas Komitmen Ibu Negara dengan turut serta mengembangkan UKM dan Kredit Mikro Indonesia melalui program Perempuan Keluarga Sehat dan Sejahtera dan Indonesia Kreatif (Perkassa).

3. Sutopo Purwo Nugroho

Sutopo Purwo Nugroho

Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menghembuskan nafas terakhirnya di Guangzhou Modern Hospital, Cina. Pria kelahiran Boyolali ini, meninggal pada 7 Juli 2019 karena penyakit paru-paru yang dideritanya.

Bahkan ketika dirinya tengah menjalani perawatan kanker paru-paru stadium 4B, Sutopo tetap berusaha melayani media dan memberikan informasi kepada masyarakat dengan baik. Kepergian Sutopo memberikan bekas dan kenangan tersendiri bagi netizen Twitter. Jika terjadi bencana, seumlah netizen mengatakan kangen dengan sosok Sutopo, yang selalu memberikan informasi terdepan mengenai bencana.

4. Arswendo Atmowiloto

Arswendo Atmowiloto

Merintis karir sebagai sastrawan sejak tahun 1971, puluhan naskah drama, cerpen, novel dan puisi pernah Arswendo buat semasa hidupnya. Wartawan senior ini tutup usia pada 19 Juli 2019 karena kanker prostat yang ia derita. Pria kelahiran Surakarta, 26 November 1948 ini pernah meraih berbagai penghargaan dalam karirnya.

Di antaranya Hadiah Zakse tahun 1972 untuk esainya yang berjudul ‘Buyung Hk dalam Kretivitas Kompromi’. Hadiah Perangsang Minat Menulis dalam Sayembara Penulisan Naskah Sandiwara DKJ tahun 1972 dan 1973. Untuk dramanya yang berjudul ‘Penantang Tuhan’ dan ‘Bayiku yang Pertama’. Selain itu penghargaan ASEAN Award di Bangkok pernah ia raih untuk bukunya yang berjudul ‘Dua Ibu dan Mandoblang’.

5. Mbah Moen

KH Maimoen Zubair

KH Maimun Zubair atau yang biasa dipanggil dengan Mbah Moen, merupakan seorang ulama dan politikus Indonesia. Kiai kelahiran Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 ini pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Rembang selama 7 tahun. Mbah Moen merupakan pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Serang, Rembang dan juga menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan.

Selain itu, Mbah Moen juga pernah menabat sebagai anggota MPR RI utuusan Jawa Tengah selama tiga periode. Mbah Moen meninggal setelah melakukan salat subuh di Rumah Sakit An-Nur Mekkah, pada 9 Agustus 2019. Walaupun sebelumnya, tidak ada indikasi penyakit yang dideritanya.

6. BJ Habibie

BJ Habibie

Presiden ke-3 Republik Indonesia ini, meninggal pada 11 September 2019 karena penyakit gagal jantung yang ia derita. Sebelumnya Habibie sempat menjalani perawatan yang intensif di RSPAD Gatot Subroto sejak 1 September 2019. Sesuai dengan amanatnya, Habibie dimakamkan di samping mendiang istrinya yaitu Hasri Ainun Besari, di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Habibie dijuluki sebagai Bapak Teknologi Indonesia, ia merupakan ilmuwan yang cerdas dan menyukai tentang ilmu pengetahuan serta sains. Dalam hal teknologi, transportasi pesawat terbang sangat ia gemari. Karena itu, Habibie menjadi sosok penting bagi dunia dirgantara Indonesia bahkan dunia. (Hastina/RyV)

Berita Terbaru

Puluhan Ribu Wisatawan, Padati Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko Selama Periode Lebaran

Mata Indonesia, Sleman - Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko merupakan Candi yang terletak di perbatasan Yogyakarta dengan Jawa Tengah, apa lagi kedua Candi tersebut terletak ditempat yang sangat strategis tidak jauh dari kota Yogyakarta.
- Advertisement -

Baca berita yang ini