Pencarian Rene Descrates, Filsuf yang Pernah Mengasingkan Diri Selama 22 Tahun

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Rene Descrates seorang filsuf ternama. Kata-katanya yang paling terkenal yaitu Cogito Ergo Sum, aku berpikir maka aku ada.

Bagi Rene, menjadi seorang filsuf memang tidak mudah bahkan ia pernah mengasingkan diri selama 22 tahun demi mencari kesempurnaan dirinya sebagai  manusia.

Rene lahir pada 31 Maret Tahun 1596 M di kota La Haye Totiraine Prancis. Untuk menghormati filsuf terbesar Prancis ini, kota La Haye Totiraine pun diubah namanya menjadi Descartes.

Lahir dari keluarga bangsawan, ayah Rene adalah anggota Parlemen di Paris. Sejak kecil hingga dewasa, Rene mendapatkan pendidikan yang cukup. Pendidikan terakhirnya adalah College Royal de La Flche yaitu sekolah yang dikelola oleh para Imam Jesuit. Sekolah ini mengacu pada kurikulum dengann tradisi skolastisisme.

Di sekolah, guru-gurunya mengagumi Rene karena kecerdasan dan pemahamannya yang sangat progresif. Sayangnya, karena terlalu pintar dan berbeda pendapat dengan guru-gurunya, Rene memilih hengkang dari sekolah itu.

Rene kemudian pindah ke Universitas Poitiers hingga memperoleh bakaloerat dan lisensiat dalam ilmu hukum pada Tahun 1616.

Rene Descartes akhirnya dikenal sebagai bapak filsafat modren. Ia sempat menjadi seorang tentara pada saat Prancis berperang dengan negara-negara Eropa. Pengalaman menjadi tentara inilah yang membuat Rene akhirnya membuat buku Discours de la Methode.

Beberapa pemikiran Rene Descartes yang kemudian mengilhami para filsuf adalah membangun sistem filsafat di atas dasar yang baru yaitu subjektivitasme atau kesadaran diri. Rene Descartes memutuskan hubungan dengan tradisi filsafat Abad Pertengahan yang berorientasi teologis, menolak otoritas tradisi, menolak gagasan para filsuf sebelumnya, termasuk para filsuf besar Yunani, dan juga menolak ajaran guru-gurunya.

Kelebihan Rene Descartes lainnya adalah membangun sebuah sistem filsafat yang tidak bertolak dari apapun, kecuali dari rasionya sendiri. Kedua, prinsip, tema dan metode filsafat Descartes mempengaruhi perkembangan filsafat Barat sesudahnya dengan sangat mendalam. Prinsip tertinggi filsafat Descartes adalah rasio atau kesadaran diri.

Rene Descartes pernah mengasingkan diri selama 22 tahun di Belanda. Ia menguji semua yang dipikirkannya selama pengasingan tersebut, seperti berobat tanpa biaya, berusaha meningkatkan usia yang panjang, dan terakhir mengambil sudut pandang berbeda dari setiap kondisi manusia.

Di akhir hidupnya ia pun meninggalkan peti yang berisi surat-surat pribadinya termasuk saat melakukan pengasingan selama 22 tahun. Ia juga menuliskan bahwa ia tidak percaya dengan mistis dan magis, baginya revolusi dalam sains jauh lebih penting dan diutamakan.

Decrates pun meninggal pada tanggal 11 Februari 1650 di Stockholm, Swedia. (Anita Rahim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini