Niccolo Machiavelli, Guru Politik Modern Para Diktator

Baca Juga

MATA INDONESIA, ROMA – Bagi politikus atau orang yang terjun ke dunia politik, nama Niccolo Machiavelli cukup akrab sebagai rujukan. Filsuf asal Italia ini terkenal karena sarannya yang lugas bahwa seorang penguasa yang ingin memelihara dan meningkatkan kekuatannya harus menggunakan cara-cara curang, licik, dan kebohongan.

Banyak orang tidak suka, mengecam dan mencela Machiavelli sebagai bajingan tak bermoral. Tapi, sebagian filsuf memuji dia sebagai seorang realis yang keras kepala dan berani menggambarkan dunia kekuasaan dan politik yang terjadi saat itu di Italia.

Pejabat Arsip

Niccolo Machiavelli lahir pada 3 Mei 1469 di Florence. Ia merupakan anak dari Bernardo di Niccolo Machiavelli, seorang pengencara dari keluarga terpandang dan kaya raya. Tumbuh menjadi anak muda yang ahli dalam bahasa latin dan retorika, Niccolo Machiavelli bekerja sebagai pejabat di kantor arsip pemerintah Firenze.

Namun sayang, saat itu Italia sedang terpecah belah menjadi beberapa kerajaan kecil yang dikuasai keluarga. Lorenzo Magnificent yang mewakili keluarga Medici memerintah Florence. Tetapi, Lorenzo meninggal pada tahun 1492 dan beberapa tahun kemudian keluarga Medici terusir dari Florance. Wilayah ini kemudian berubah menjadi Republik. Pada tahun 1492,  Machiavelli yang masih berusia 22 tahun tahun menjadi pejabat tinggi sipil.

Machiavelli mendapat tugas untuk menyelesaikan misi militer oleh Ketua Kantor Arsip Umum, Piero Soderini. Adapun misi yang ia jalankan menyerang putra dari Paus Alexander VI, Cesare Borgia, menyerbu Kaisar Roma Suci Maximilian I, hingga melakukan gencatan senjata dengan Pisa pada tahun 1509.

Kerisauan pada Italia

Ketertarikan Machiavelli dalam politik karena kerisauannya melihat situasi dan kondisi Italia yang saat itu terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang dikuasai keluarga. Dan ini berbanding terbalik dengan negara-negara di Eropa saat itu seperti Inggris, Prancis dan Spanyol. Negara-negara ini kuat karena militer dan kekuasaannya. Tak mengherankan Italia saat itu lemah secara negara walau budayanya menonjol.

Pada tahun 1512, keluarga Medici kembali berkuasa di Florance. Pemerintahan Republik jatuh dan keluarga ini menangkap sejumlah pejabatnya. Salah satu yang incaran keluarga Medici adalah Machiavelli. Keluarga Medici memecatnya dari jabatan dan menangkap dengan tuduhan bersekongkol untuk menggulingkan penguasa Medici.

Machiavelli kemudian masuk penjara.  Namun ia kemudian bebas dan memilih pindah ke San Casciano.

Selama empat belas tahun mengasingkan diri di San Casciano, Machiavelli menulis beberapa buku. Yang paling terkenal The Prince (ditulis pada 1513) dan Discourse Upon the First Ten Books of Titus Livius. Karyanya yang lain adalah The Art of The War, History of Florance dan La Magdragola (sebuah naskah drama). Tetapi, ketenarannya adalah The Prince. Sebuah karya paling brilian dan paling mudah dibaca.

The Prince menjadi panduan praktis bagi penguasa. Pandangan dasar buku ini adalah dalam meraih sukses, seorang penguasa harus mengabaikan moral dan hanya bergantung pada kekuatan dan kelicikan. Machiavelli juga menggarisbawahi pentingnya sebuah negara dengan persenjataan yang lengkap dan modren.

Dia menekankan bahwa hanya tentara wajib militer dari warga negaralah yang menjadi andalan. Berdasarkan pengalamannya sebuah negara yang bergantung pada tentara bayaran, atau tergantung terhadap tentara dari negara lain, akan sangat lemah dan berbahaya.

Pegangan Diktator

The Prince adalah “buku pegangan bagi para diktator”. Karier Niccolo Machiavelli dan tulisannya yang lain menunjukan bahwa secara umum dia condong kepada pemerintahan republik ketimbang kediktatoran. Tetapi, dia takut ada pertentangan antara politisi dan militer Italia. Dia berharap ada penguasa yang kuat mempersatukan negara itu dan mengusir para tentara pendatang asing yang justru merusak. Karya kontroversialnya yang berjudul Il Principe ternyata untuk membujuk keluarga Medici agar mau berkuasa di Italia.

Melihat kondisi italia di zaman itu, ia membujuk keluarga Medici untuk berkuasa dan mengembalikan kejayaan Italia yang pada saat itu harus tunduk pada asing. Dalam bab terakhir Il Principe yang berjudul “Saran Untuk Membebaskan Italia dari Bangsa Barbar ” berisikan bujukan dan harapannya kepada keluarga Medici membawa Italia kembali berjaya. Namun pada akhirnya tujuannya itu tidak menghasilkan apa pun.

Beberapa filsuf dengan semangat mencela Machiavelli. Selama bertahun-tahun, orang-orang mengutuk dia sebagai titisan iblis, dan namanya sama dengan muka dua dan licik.

Karya Machiavelli pun akhirnya menjadi kitab suci para penguasa. Diktator Italia,  Benito Musollini merupakan salah satu pemimpin politik yang memuji Machiavelli secara terbuka. Selain itu Kaisar Prancis, Napolean,  tidur dengan buku Machiavelli di balik bantalnya. Begitu juga dengan Hitler dan Stalin. T

Setelah tujuannya gagal untuk membujuk Medici, Machiavelli terus menulis dan menyendiri hingga akhir kehidupannya. Ia meninggal pada tanggal 21 Juni 1527 di Florence. Tahun kematiannya bersamaan dengan datangnya pasukan Prancis  Charles V yang menyerang Roma.

Reporter : R Al Redho Radja S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini