Menyusuri Sungai Nil, Jantungnya Negara Mesir

Baca Juga

MATA INDONESIA, KAIRO – Sungai Nil terletak di Negara Mesir, Benua Afrika. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di dunia serta menjadi jantung untuk negara Mesir

Secara keseluruhan Sungai Nil melintasi sembilan negara di Afrika, seperti Ethiopia, Zaire, Kenya, Uganda, Tanzania, Rwanda, Burundi, Sudan, dan Mesir. Sungai Nil berasal dari bahasa Yunani, Neilos, yang berarti lembah sungai.

Sungai ini identik dengan sejarah Mesir, yakni sejak zaman Mesir kuno. Sungai Nil mempunyai peranan penting dalam peradaban, kehidupan, dan sejarah bangsa Mesir sejak ribuan tahun yang lalu.

Nil Sebagai Jantung Mesir

Salah satu sumbangan dari Sungai Nil adalah kemampuannya dalam menghasilkan tanah-tanah yang subur, sebagai hasil dari sedimentasi di sepanjang daerah aliran sungainya. Dengan adanya tanah subur ini, penduduk Mesir mengembangkan pertanian dan kehidupan ekonomi, yang sangat bergantung pada anugerah dari Sungai Nil.

Orang Yunani kuno dan penulis Herodotus menamakan negeri ini dengan nama anugerah Nil. Negeri ini sejak dulu dikenal dengan nama negeri Firaun, tempat Musa dilahirkan, dan lain sebagainya. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah penemuan arkeologis berkaitan dengan kisah Musa dan Firaun, serta peninggalan raja-raja di Mesir.

Sungai Nil mengairi wilayah Mesir seluas 20 km persegi. Orang Mesir sebagian besar mengandalkan hidup dari pertanian di lahan subur dari Sungai Nil, setelah dibangunnya bendungan Aswan pada tahun 1970.

Data statistik menyebutkan, sekitar 35 persen penduduk Mesir terdiri atas para petani dan peternak hewan. Mereka melakukan kegiatan ini sejak zaman Firaun. Hasil pertanian di lembah Nil, antara lain tebu, kapas, tomat, bawang, dan kurma. Mesir merupakan pengekspor kurma terbesar nomor dua dan pengekspor kapas nomor lima di dunia.

Pertanian rakyat Mesir makin subur dengan dibangunnya bendungan Aswan. Tanpa adanya bendungan tersebut, sebagian wilayah Mesir akan mengalami banjir akibat meluapnya Sungai Nil.

Banjir yang biasanya terjadi di Mesir, membawa banyak nutrisi dan mineral yang membuat tanah di sekitar Sungai Nil menjadi subur dan ideal menjadi tanah pertanian. Namun di sisi lain, banjirnya Sungai Nil dapat membuat masalah bagi rakyat Mesir, karena lahan pertanian yang siap panen akan menjadi rusak.

Dengan terus berkembangnya penduduk mesir, untuk mengontrol air dan melindungi lahan pertanian dari kerusakan akibat banjir, Pemerintah Mesir membangun bendungan Aswan. Bendungan ini kemudian dimanfaatkan Pemerintah Mesir untuk membuat tenaga listrik, sekaligus menyediakan air irigasi untuk lahan pertanian.

Catatan kuno menyebutkan, sebelum dibangun bendungan Aswan, Sungai Nil mengalir ke tujuh daerah dari timur hingga barat, yakni Pelusiac, Tanitic, Mendesian, Phatnitic, Sebennytic, Bolbitine, dan Canopic.

Namun, sejak dibangunnya bendungan Aswan, Sungai Nil kini mengairi dua cabang utama, yakni The Damietta (berhubungan dengan Phatnitic) di sebelah timur dan Rosetta (berhubungan dengan Bolbitinic) di bagian barat Sungai Nil. Batu Rosetta ditemukan di Delta Nil pada tahun 1799 di kota pelabuhan Rossetta (Rashid). Pada masa Firaun, daerah ini merupakan daerah Mesir Hilir. Daerah ini juga disebut “Tanah Goshen”.

Sejumlah kota modern dan kuno yang berada di sekitar Sungai Nil, antara lain Alexandria, Avaris, Bilbeis, Bubastis, Canopus, Damanhur, Dimyath, Leontopolis, Mendes, Mit Abu al-Kum, Mansoura, Naucratis, Pelusium, Port Said, Rosetta, Sais, Tanis, Tanta, Zagazig, dan tentu saja Kairo.

Selain itu, rakyat Mesir juga dikenal sebagai negerinya para peternak domba. Kegiatan ini sudah berlangsung selama ribuan tahun silam.

Tak hanya bidang pertanian dan peternakan, penduduk Mesir juga banyak mengambil manfaat dari Sungai Nil, khususnya sektor transportasi dan pariwisata. Dengan keindahan yang memanjang hingga melintasi sembilan negara ini, Sungai Nil menjadi anugerah terbesar bagi sektor pariwisata Mesir.

Sejumlah wisatawan yang datang ke Mesir, biasanya tak melupakan untuk berkunjung ke Sungai Nil. Dari sini, penduduk Mesir mendirikan sejumlah hotel mewah dan berbintang di sepanjang bantaran Sungai Nil.

Bagi banyak wisatawan, tujuan berkunjung ke Mesir bukan hanya untuk melihat dan menyaksikan keindahan sungai terpanjang di dunia ini. Mereka datang juga untuk menyaksikan sejumlah peradaban bangsa Mesir kuno. Karena itu, bagi para wisatawan, Mesir bagaikan museum terbuka.

Penemuan benda-benda bersejarah membuat banyak orang untuk datang menyaksikan peradaban sejarah Mesir kuno.

Sebuah data statistik menyebutkan, setiap tahun sektor pariwisata Kota Mesir, mampu menghasilkan hingga satu miliar dolar AS bagi devisa negara Mesir. Dan, sejumlah produk kerajinan tangan berupa souvenir dijual di Mesir, seperti miniatur piramida dan patung Sphinx.

Negara Mesir banyak menjadi tujuan wisatawan karena banyak terdapat peninggalan yang berkaitan dengan sejarah masa lalu. Di antaranya, piramida, patung Sphinx, museum Tahrir, Luxor (Uksur), Memphis, dan Istana Karnak.

Reporter: Muhammad Raja A.P.

1 KOMENTAR

  1. artikel yang bagus, luar biasa emg kuasa tuhan kalau kita melihat sungai nil ini karena di daerah padang pasir yg tandus disitu ada sumber air sehingga manusia dapat hidup disana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Program AMANAH Kembangkan SDM Muda Kelola Potensi Kekayaan Aceh

Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) mampu mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) muda di Tanah Rencong...
- Advertisement -

Baca berita yang ini