Menguak Kisah Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau yang Membuat Bulan Berwarna Biru

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Hari ini, Rabu 26 Agustus 2020, tepat 137 tahun yang lalu, Gunung Krakatau meletus dan menciptakan gelombang tsunami setinggi 36,5 meter yang meluluhlantakkan kawasan pesisir.

Dulunya sebelum meletus, Krakatau adalah kepulauan vulkanik yang masih aktif dan berada di Selat Sunda, antara Pulau Jawa dan Sumatra. Gunung Krakatau merupakan gabungan dua gunung api yang muncul dari tengah kawah bernama Gunung Dnana dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan gunung Rakata yang muncul lebih dulu, nah persatuan ketiga gunung ini disebut Gunung Krakatau.

Diketahui, Gunung Krakatau pernah meletus pada tahun 1680, alu pada tahun 1880, Gunung Perbuwatan aktif mengeluarkan lava meskipun tidak meletus. Setelah masa itu, tidak ada lagi aktivitas vulkanis di Krakatau hingga 20 Mei 1883.

Pada hari itu, setelah 200 tahun tertidur, terjadi ledakan kecil pada Gunung Krakatau. Itulah tanda-tanda awal bakal terjadinya letusan dahsyat di Selat Sudna dan puncaknya terjadi pada 26-27 Agustus 1883.

Kembali ke sejarah Gunung Purba ini, akibat letusan yang maha dahsyatnya menyebabkan sekitar 36.000 orang meninggal dunia. Bahkan setelah kejadian, ada banyak mayat para korban yang mengambang di lautan selama berbulan-bulan. Saat itu Kota Merak yang berada di Banten hancur oleh tsunami.

Selain itu, tsunami ini pun berdampak pada kota-kota di sepanjang pantai utara Sumatera mencapai 40 km. Tak hanya di lokasi kejadian, guncangan tsunami pun dirasakan oleh kapal-kapal di Afrika selatan, bahkan Gelombang Tsunami merambat hingga pantai Hawai, Amerika Tengah dan Semenanjung Arab.

Tak hanya itu, Pada 27 Agustus 1883, hujan abu panas turun di daerah Ketimbang yang sekarang bernama Katibung di Provinsi Lampung. Ada ribuan orang meninggal di Sumatra dan hampir tak ada korban selamat di Pulau Sebesi.

Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga penulis National Geographic, letusan tersebut merupakan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia modern.

Bahkan, suara letusannya saat itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pu;au Rodrigues sekat Afrika sejauh 4.653 kilometer. Dan daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.

Selain menyebabkan gelombang pasang tsunami, awan panas, debu serta abu vulkanik ledakan gunung setinggi 813 meter diatas permukaan laut (mdpl) itu disebut dalam jurnal-jurnal luar negeri menyebabkan kegelapan di sebagian belahan bumi, lantaran menutupi atsmosfir.

Bahkan, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melalui situs resminya menuliskan, beberapa partikel abu Krakatau yang terlontar memiliki ukuran 1 mikron (atau satu per sejuta meter). Hal itu membuat sinar Bulan yang bersinar putih berubah menjadi biru dan terkadang hijau.

itu karena beberapa awan dipenuhi oleh abu yang bersifat menyebarkan cahaya merah dan memungkinkan warna lain untuk melewatinya. Itu sebabnya sinar bulan berwarna putih yang bersinar melewati awan akan tampak berwarna biru bahkan kadang kehijauan. Warna biru pada bulan juga dilaporkan bertahan hingga bertahun-tahun pasca-erupsi.

Tak hanya Bulan yang sinarnya tampak berubah warna. Matahari juga dilaporkan berubah warna menjadi keunguan seperti bunga lavender. Kejadian ini pun membuat fenomena matahari terbenam yang terlihat spektakuler di seluruh dunia selama berbulan-bulan.

Perubahan warna pada penampakan matahari dan bulan disebabkan lantaran letupan Krakatau yang melemparkan sekitar 45 kilometer kubik material vulkanik ke atmosfer.

Sebaran abu yang mencapai hingga radius 442 kilometer dari Krakatau, menyebabkan efek perubahan atmosfir terlihat hingga negara-negara Eropa dan Amerika.

Abu vulkanik yang menyelimuti angkasa sebagian belahan bumi, menyebabkan penurunan suhu global rata-rata hingga mencapai 1,2 derajat lebih dingin, selama lima tahun setelahnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini