Mengenang Tragedi Hillsborough, Hari Terkelam bagi Liverpool

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – 15 April 1989 menjadi hari paling kelam bagi Liverpool, bahkan dalam sejarah sepak bola Inggris, yang dikenal dengan Tragedi Hillsborough.

Kala itu, digelarlah pertandingan bergengsi semi final Piala FA yang mempertemukan Liverpool dan Nottingham Forest yang digelar di Hillsborough, kandang Sheffield Wednesday. Penonton yang berdesak-desakan di salah satu tribun stadion mengakibatkan kekacauan besar yang tak terkendali oleh pihak keamanan.

Akibat tragedi ini, 96 orang dinyatakan tewas, sementara sebanyak 766 orang mengalami luka-luka. Seluruh korban tewas itu semuanya adalah fans Liverpool, salah satunya adalah seorang bocah 10 tahun bernama Jon-Paul Gilhooley, sepupu dari Steven Gerrard.

Kronologis Singkat

Pertandingan segera dimulai, kedua supporter dipisahkan dalam tribun yang berbeda. Untuk pendukung Nottingham mendapatkan jatah di tribun utara dan timu, sementara penggemar Liverpool yang jumlahnya jauh lebih besar ditempatkan di tribun selatan dan barat yang dinamai Leppings Lane.

Kapasitas di Leppings Lane lebih kecil, sehingga tak muat untuk seluruh pendukung Liverpool yang telah mengantongi tiket. Hal itu membuat suporter The Reds kesulitan masuk ke Leppings Lane dan berdesak-desakan hingga tampak begitu sesak. Mereka juga tak mendapat arahan bagian mana yang harus ditempati.

Pihak keamanan, dalam hal ini Kepolisian Sheffield adalah yang paling berdosa mengakibatkan tragedi ini. Selain tak mengindahkan imbauan menunda pertandingan sementara, kepolisian juga tak memberi pengawalan bagi penonton yang berdesakan masuk.

Bayangkan, kapasitas tribun tak mampu menampung 25 ribu suporter Liverpool yang terus berdesakan masuk, namun dipaksa agar semuanya muat. Fans Liverpool berdesakan, yang bagian belakang mendorong ke depan, sementara yang di depan tergencet dan tertekan di ruang yang sempit. Tragedi ini tak terhindarkan.

Investigasi

Awalnya, pendukung Liverpool dikambinghitamkan dengan tuduhan telah melakukan tindakan tak kooperatif dan mabuk-mabukan saat antre masuk ke stadion. Laporan The Sun menuduh suporter Liverpool mengkonsumsi minuman keras dan menyerang kepolisian, sehingga situasi tak terkendali.

Namun, laporan The Sun dibantah eks Kepala Pengadilan Inggris Lord Justice Taylor. Ia mengungkap alasna utama terjadinya tragedi itu murni karena kesalahan pihak kepolisian yang tak bisa mengamankan serta mengarahkan penonton sebelum laga dimulai.

Kasus Tragedi Hillsborough berakhir pada 2016 lalu. Kepala Polisi Sheffield David Duckenfield dan sejumlah petinggi kepolisian lainnya dijadikan tersangka. Sementara The Sun hingga kini diboikot di Liverpool karena telah menebar fitnah.

Di tanggal 15 April tiap tahun, Liverpool selalu menghelat seremoni untuk mengingat 96 korban Tragedi Hillsborough.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini