Mengenang 5 Tahun Jatuhnya AirAsia di Selat Karimata, 162 Orang Tewas

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Tepat pada 28 Desember 2019 menandai lima tahun jatuhnya pesawat AirAsia Airbus A320 di Selat Karimata. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 hilang kontak setelah 50 menit lepas landas dari Bandar Udara Juanda Surabaya menuju Singapura dengan membawa 155 penumpang dan 7 orang kru pesawat.

Pencarian dilakukan oleh Badan SAR Nasional yang dibantu oleh TNI dan Polri untuk mencari serpihan pesawat dan penumpang di dalamnya. Pada 30 Desember 2014, tim gabungan berhasil menemukan serpihan pesawat dan jenazah penumpang dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Setelah 15 hari QZ8501 hilang, Kapal KN Jadayat berhasil menemukan black box dan beberapa serpihan pesawat di Selat Karimata pada Minggu, 11 Januari 2015. Kecelakaan pesawat tersebut menewaskan 162 orang, dan sebagai salah satu tragedi penerbangan terburuk di Indonesia.

Tercatat dalam kronologi jatuhnya pesawat tersebut yaitu, pada pukul 05.35 WIB, pesawat terbang dengan ketinggian 32.000 kaki diatas permukaan laut. Seharusnya pesawat tersebut tiba di Singapura pada pukul 07.36 WIB. Namun pada pukul 06.01 Flight Data Recorder (FDR) mencatat adanya gangguan kerusakan pada Rudder Travel Limiter (RTL).

Gangguan tersebut juga mengaktifkan Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM). Kemudian pilot melakukan tindakan sesuai dengan prosedur, sampai pada gangguan ketiga kalinya. Pada pukul 06.15 WIB gangguan keempat muncul, namun terlihat dari data black box bahwa pilot tidak melakukan tindakan yang sama, yaitu dengan me-reset circuit breaker dari Flight Augmentation Computer (FAC).

Dari tindakan tersebut mengaktifkan tindakan kelima dan keenam, hingga menyebabkan gangguan listrik pada dua komputer pesawat. Akibatnya pilot tidak bisa mengendalikan jalannya pesawat. Adanya komunikasi yang tidak efektif antara pilot dan kopilot, satunya mendorong kendali dan satunya lagi menarik kendali.

Kejadian tersebut menyebabkan pesawat naik ke atas hingga 38.000 kaki dan pilot sudah tidak bisa mengendalikannya lagi, hingga akhirnya miring 104 derajat. Kemudian pesawat turun ke bawah hingga 28.000 kaki dan hilang dari radar pada pukul 06.17 WIB. (Hastina/RyV)

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini