Mengenal Onderlinge Van dan Jiwasraya, Sama-sama Asuransi Tertua di Negaranya Tapi Punya Nasib Beda

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sama-sama perusahaan asuransi tertua, Onderlinge Van dari Belanda dan Jiwasraya di Indonesia menyajikan persamaan dan berbedaan yang menarik. Keduanya juga bertahan selama 300 tahun hingga terlilit kasus yang belum juga usai.

Onderlinge Van sudah berdiri sejak tanggal 12 Februari tahun 1719, gedung asuransi tersebut terletak diantara gedung teater De Toneelschuur dan Hofje Van Bakenes sebuah yayasan yang menampung sejumlah lansia di Kota Harleem, Belanda. Sedangkan Jiwasraya berdiri dari tahun 1859 yang saat itu masih asuransi milik Netherland.

Berbeda dengan Jiwasraya yang berada di bawah naungan pemerintah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Onderlinge justru dipegang perusahaan swasta yang independen dan dikelola oleh para relawan warga Harleem sekitar 10 – 15 orang.

Tepat di tahun 2019 kemarin Onderlinge Van berulang tahun yang ke-300, sebuah pencapaian besar bagi pengelola juga pemilik perusahaan karena mampu bertahan ditengah persaingan ansuransi baru.

Awalnya nama yang dibangun bukan Onderlinge Van tetapi Begrafenisbos De Vrijwillige Liefdebeurs, asuransi tersebut hanya melakuan perubahan nama satu kali saja sepanjangan 300 tahun berdirinya. Lain halnya dengan Jiwasraya yang melakukan enam kali pergantian nama.

Nederlandsch Indiesche Levensverzekering en Liffrente Maatschappij van (NILLMIJ) nama pertama asuransi yang ditetapkan pada tanggal 31 Desember 1859. Baru di tahun 1957 diubah menjadi PT Perusahaan Pertanggungan Djiwa Sedjahtera karena adanya dinasionalisasi.

Pada tahun 1961 terjadi lagi pergantian Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Eka Sedjahtera, 1965 Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Djasa Sedjahtera, 1966 dua kali berganti nama diantaranya Perusahaan Negara Asuransi Djiwa Sedjahtera dan Perusahaan Negara Asuransi Djiwasraja. Hingga akhirnya pada tanggal 21 Agustus 1984 baru menetapkan nama PT Asuransi Jiwasraya hingga saat ini.

Perjalanan Onderlinge Van bisa dikatakan awet sampai sekarang karena mempunyai sitem keuangan yang baik dan memberikan pelayanan yang sama tidak berubah meski sudah 300 tahun berdiri. Berbeda dengan Jiwasraya yang belum ini lama dikabarkan bangkrut terkait kasus korupsi yang hingga masih belum menemui titik terang. (Anita Rahim)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini