Menciptakan Lagu Kebangsaan Prancis La Marseillaise, Justru dalam Kondisi Mabuk

Baca Juga

MATA INDONESIA, PARIS – Dari sekian banyak lagu kebangsaan negara yang paling populer di seluruh dunia, lagu La Marseillaise juaranya. Dari hasil polling maupun riset sejumlah lembaga, lagu ini bahkan diputar minimal di salah satu stasiun radio di sebuah negara. Bahkan, lagu ini wajib terdengar di ruang konser Metropolitan Opera yang ada di kota New York dan menjadi simbol utama untuk menyampaikan rasa solidaritas.

La Marseillaise ditulis pertama kali oleh Claude Joseph Rouget de Lisle (31), seorang tentara dan pemain biola amatir.

Claude Joseph Rouget de Lisle
Claude Joseph Rouget de Lisle

Lagu La Marseillaise ini tidak muncul dan terbentuk begitu saja. Awalnya saat terjadi perang antara Prancis dan Austria. Tujuan peperangan ini adalah niat Austria untuk memulihkan kembali kerajaan Prancis setelah hancur pada masa Revolusi Prancis.

Saat pasukan Austria mau mencapai kota Strasbourg, wali kota yang mulai panik dengan serangan itu meminta bantuan Claude Joseph Rouget de Lisle, seorang musisi biola untuk membuat lagu. Tujuannya, supaya ia bisa memotivasi warganya melawan pasukan Austria.

Malam itu juga wali kota mendatangi kediaman Rouget de Lisle yang terkaget-kaget. Namun tidak butuh waktu yang lama ia kembali ke kamarnya untuk mencari inspirasi dalam kondisi setengah mabuk. Hanya dalam hitungan menit saja, ia menulis La Marseillaise.

Kutipan

Rouget de Lisle bisa jadi mencuri musik dari beberapa lagu yang sedang populer saat itu. Demikian juga dengan lirik. Ia banyak mengutip tulisan-tulisan yang terpampang di grafiti di seantero kota. Tapi, ciptaannya itu menjadi sesuatu yang luar biasa.

Tudingan bahwa Rouget de Lisle banyak mengutip juga tidak semuanya benar. Dalam kondisi tertekan ia justru membuat lirik puitis yang memotivasi orang.

”Bangkitlah anak anak Tanah Air, panji panji tirani berdarah telah berkibar melawan kita,”.

Nah, penggunaan bait ini cukup menarik. Apakah liriknya memang bikinan sendiri atau mengutip. Namun sepenggal lirik tersebut juga muncul dalam karya musisi Richard Wagner, The Beatles, Debussy hingga Serge Gainsbourg.

Tidak sampai disitu, musisi Rusia Tchaikovsky juga menggunakan bait La Marseillaise tersebut dalam karya besarnya, 1812 Overture. Tchaikovsky bermaksud untuk memberi tahu bahwa Prancis akan segera kalah oleh Rusia. Tetapi karena melodinya sangat kuat orang orang akan menggangap bahwa pemenang sebenarnya dari pertempuran itu adalah Prancis.

Seorang penyair Jerman pernah menulis bahwa lagu itu bertanggung jawab atas kematian 50.000 orang Jerman. Baik dalam Perang Dunia Pertama maupun Perang Dunia Kedua, lagu itu menjadi lagu untuk membangkitkan semangat.

Reporter : R Al Redho Radja S

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upaya Berantas Paham Radikalisme dan Terorisme, Aparat Keamanan Berhasil Tangkap 7 Teroris di Sulteng

Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) terus berupaya untuk memberantas penyebaran paham radikalisme dan terorisme di Tanah Air. Upaya tersebut...
- Advertisement -

Baca berita yang ini