Masih Soal Donald Trump, Begini Sisi Heboh Saat Jadi Presiden AS

Baca Juga

MATA INDONESIA, WASHINGTON – Tak bosan rasanya membicarakan soal Donald Trump. Tepat pada 20 Januari 2021, Trump mengakhiri masa jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat.

Selama empat tahun kepemimpinannya, banyak momen-momen menarik yang ditangkap oleh kamera, mulai dari jaket yang digunakan Melania Trump hingga tamu-tamu selebriti yang diundang ke Gedung Putih.

Berikut, kejadian menarik dan heboh selama masa kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden AS.

1. Presiden Amerika Serikat ke-45 itu mengunakan konferensi pers pertamanya untuk menuduh media berbohong tentang besarnya kerumunan saat hari pelantikannya.

Foto kiri adalah saat pelantikan Barack Obama sebagai Presiden 2012 dan foto kanan saat Donald Trump dilantik sebagai presiden (Time)
Foto kiri adalah saat pelantikan Barack Obama sebagai Presiden 2012 dan foto kanan saat Donald Trump dilantik sebagai presiden (Time)

Ia mengatakan kepada petugas Badan Intelijen Pusat atau CIA, bahwa tidak ada ruang kosong di National Mall. Padahal, pada foto yang diabadikan oleh wartawan terlihat sebaliknya. Sean Spicer, Sekretaris Gedung Putih, mengatakan kepada awak media jika massa pada saat itu adalah “jumlah penonton terbesar yang pernah menghadiri acara pelantikan”.

Menurut pengakuan seseorang yang menghadiri upacara itu, Keith Still, kerumunan yang hadir pada saat pelantikan Trump hanya sepertiga dari Barack Obama. Lelaki yang bekerja sebagai professor di Manchester Metropolitan University ini mengatakan jika massa yang hadir sekitar 300.000 hingga 600.000.

2. Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kaum nasionalis sayap kanan dan kelompok kulit putih menelurusi wilayah Charlottesvilla, Virginia ini telah menarik perhatian.

Mobil menabrak demonstrans yang mengecam diskriminasi kulit putih di  Charlottesville,Virginia (CNN)
Mobil menabrak demonstrans yang mengecam diskriminasi kulit putih di Charlottesville,Virginia (CNN)

Protes yang dilakukan dengan membawa obor ini terjadi pada bulan Agustus 2017. Saat melakukan aksinya, dua komunitas itu bentrok dengan aparat keamanan. Bahkan, terdapat sebuah mobil yang menabrak sebuah kalompok yang disebut sebagai demonstan “anti-rasis”. Tragedi tersebut menewaskan satu orang dan 19 orang lainnya luka-luka. Untuk menanggapi aksi ini, Trump mengecam kekerasan yang dilakukan oleh “banyak pihak”. Namun, tanggapannya itu mengundang banyak kritik.

Sebab, ia seperti sedang menyamaratakan antara supremasi kulit putih dan pengunjuk anti rasisme. Dalam waktu 48 jam, Trump secara eksplisit mengecam ekstrimis sayap kanan. Ia mengatakan “Ku Klux Klan, Neo-Nazi, dan supremasi kulit putih menjijikan terhadap semua yang kita sayangi”. Setelah tiga tahun, Joe Bidden mengatakan jika tanggapan Trump yang tidak tegas dalam tragedi itu, mendorong ia untuk mencalonkan diri sebagai presiden Negeri Paman Sam selanjutnya.

3. Diketahui, Trump sering berargumen dengan sekutu tradisional Amerika Serikat. Hal ini terbukti ketika KTT G7 yang diselenggarakan di Kanada pada Juni 2018. Sejak awal, pertemuan ini memang tidak dimulai dengan baik. Sebab, KTT mengumukan jika akan mengenakan tarif sebesar 25 persen untuk impor baja dan 10 persen untuk aluminium dari Uni Eropa, Meksiko, serta Kanada. Bahkan, beberapa jam sebelum pertemuan ini dimulai Emmanuel Macron, Presiden Prancis, terlibat pertengkaran dengan Trump di Twitter. Meski diselimuti ketegangan, foto-foto lain dari pertemuan tersebut menunjukan hubungan yang lebih bersahabat antara para pemimpin negara yang hadir. Akhirnya, Trump memutuskan untuk meninggalkan pertemuan tersebut terlebih dahulu dan mengklaim jika Amerika seperti “celengan yang dirampok semua orang”.

Raut muka Donald Trump terlihat bete saat berbicang dengan PM Kanada Justin Trudeau (AP)
Raut muka Donald Trump terlihat bete saat berbicang dengan PM Kanada Justin Trudeau (AP)

Tak sampai disini saja, Trump melanjutkan serangan pribadinya untuk pertemuan itu di Twitter. Bahkan, ia ua menyebut jika Justin Trudeau, Perdana Menteri Kanada, “bertindak menyakitkan ketika di panggil”. Pernyataan itu ia posting  untuk menanggapi ketidaksepakatan yang mendalam, terutama tentang perdagangan.

4. Pada bulan Juni 2018, Ibu Negara Melania Trump, terlihat memakai sebuah jaket dari Zara yang bertuliskan “I really don’t care, do you?” yang artinya “Saya benar-benar tidak peduli, bagaimana dengan anda?”.

Jaket itu ia kenakan ketika mengunjungi pusat penahanan anak-anakan migran. Tindakan ini rupanya telah menuai kritik luas. Masyararakat banyak yang berspekulasi tentang pesan apa yang ingin disampaikan oleh Trump lewat jaket tersebut. Trump pun mendapat kecaman karena kebijakannya yang memisahkan anak-anak dengan orang tuanya di perbatasan. Pada saat itu, Juru Bicara Trump mengatakan jika “tidak ada pesan tersebunyi” di balik pemakaian jaket itu. Namun tak lama, Trump mengakui jika jaket itu membawa pesan untuk orang-orang sayap kiri yang mengkritik dirinya.

“Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa saya tidak peduli. Anda bisa mengkritik apapun yang ingin Anda katakan. Tapi itu tidak akan menghentikan saya untuk melakukan apa yang saya rasa benar” katanya.

5. Tidak mengherankan jika foto Nancy Pelosi menjadi salah satu meme paling populer pada tahun 2019. Foto yang disebut “Pelosi Clap” atau “Tepuk Tangan Pelosi” itu dengan cepat menjadi viral di media massa.

Pelosi merupakan salah satu penentang presiden yang paling terkenal. Saat Trump menyampaikan pidato kenegaraan, wanita yang menjabat sebagai Ketua DPR itu duduk dibelakang presiden.

Ketua DPR Nancy Pelosi bertepuk tangan mengejek pidato Donald Trump (AP)
Ketua DPR Nancy Pelosi bertepuk tangan mengejek pidato Donald Trump (AP)

Awalnya, Pelosi berhasil menahan reaksinya dengan menggeleng-gelengkan kepalanya atau mengkerucutkan bibir. Tetapi, ketika Trump memperburuk perpecahan dengan mengatakan “Kita harus menolak politik balas dendam. Perlawanan dan pembalasan adalah potensi kerja sama, kompromi, dan kebaikan bersama yang tak terbatas”.

Setelah mendengar hal ini, Pelosi tidak dapat menahan dirinya dengan bangkut dari tempat duduknya sembari bertepuk tangan secara aneh ke arah presiden. Ketika Trump berbalik ke arahnya, ia masih bertepuk tangan sambil menyeringai.

6. Pada bulan Juni 2019, Trump menjadi Presiden Amerika Serikat pertama yang memasuki garis demarkasi militer yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.

Keputusan Trump untuk bertemu Kim Jong-un tanpa prasyarat sangat mengejutkan dunia. Padahal, kedua pemimpin negara itu sebelumnya saling menghina dan mengancam.

Donald Trump dan Kim Jong Un
Donald Trump dan Kim Jong Un

Disamping hubungan antara dua pemimpin yang tampak semakin akrab itu, kemajuan konkret pada negosiasi program nuklir Korea Utara tampak terbatas dan KTT kedua di Hanoi pada 2019 gagal setelah Amerika Serikat menolak tuntutan Pyongyang untuk pencabutan sanksi.

7. Kakak dari Kylie Jenner, Kim Kardashian, berbicara mengenai reformasi penjara dalam sebuah acara yang diselenggarakan di Gedung Putih pada Juni 2019.

Kim mendapat perhatian Trump ketika mengkampanyekan perubahan pada sistem peradilan di Amerika Serikat. Bahkan, Trum memperkenalkan Kim dengan sebutan “teman baik”.  ”Sungguh suatu kehormatan berada di sini. Saya hanya ingin berterima kasih kepada presiden karena mendukung masalah ini,” kata Kim.

Istri Kanye West itu berbicara setelah beberapa mantan narapidana mengatakan jika program tersebut membantu mereka setelah keluar dari penjara. Acara tersebut juga menampilkan para mantan narapidana yang mendapatkan kesempatan kedua dalam bekerja.

Pada 2018, Kim melobi pemerintahan Trump atas nama seorang nenek yang dipenjara seumur hidup. Alice Johnson kemudian diberikan grasi dalam sebuah keputusan oleh Trump yang menarik banyak perhatian .

Presiden Trump telah memberikan pengampunan kepada 94 orang dan ada spekulasi dia mungkin akan memaafkan 100 orang lainnya sebelum dia meninggalkan jabatannya.

 

8. Pada Juni 2020, tersebar sebuah foto yang menampilkan Trump sedang memegang Al-Kitab di depan Gereja Episkopal St. John, yang terletak di seberang Gedung Putih.

Sebelumnya, para demonstran yang berunjuk rasa secara damai di dekat Lafayette Square telah disingkirkan dengan semprotan merica dan granat flash bang, sehingga presiden dan rombongannya dapat berjalan ke gereja.

Memang, Trump telah mengatakan jika ia berencana “mendominasi jalanan” untuk mengakhiri kerusuhan yang telah berlangsung selama berminggu-minggu atas pembunuhan George Floyd, seorang pria kulit putih yang dihabisi nyawanya oleh polisi kulit putih di Minneapolis.

Tindakannya ini telah memicu kemarahan dari semua kalangan masyarakat, termasuk tokoh agama. Mereka menuduh jika Trump telah menggunakan agama untuk tujuan politiknya.

9. Pada 29 September 2020, keluarga Trump sedang menyaksikan debat presiden pertama di Cleveland, Ohio. Saat itu, Trump berdebat dengan lawannya, Joe Biden.

Seharusnya, mereka harus tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker. Nyatanya, baik Biden dan Trump telah melanggar protokol kesehatan tersebut. Hal tersebut memicu kritik dari masyarakat.

Beberapa hari setelah debat, Trump dinyatakan positif Covid-19. Ia menerima perawatan selama tiga hari di rumah sakit sebelum kembali ke Gedung Putih, saat kembali pun Trump mengatakan jika ia merasa “sangat baik” dan memperingatkan orang lain untuk tidak takut dengan virus mematikan tersebut.

10. Awal Januari 2021, massa pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol, Washington DC untuk melakukan unjuk rasa tentang “Pencurian Suara”.

Pendukung Presiden Donald Trump memanjat dinding Capitol (AP Photo/Jose Luis Magana)

Aksi ini terjadi setelah Trump berpidato dimana ia mendesak pendukungnya untuk berbaris menuju Kongres, di mana para politisi bertemu mengesahkan kemenangan presiden terpilih, Joe Biden. Massa tersebut menggeledah Gedung Capitol dan berusaha memasuki ruangan tempat anggota parlemen bersembunyi.

Dalam aksi itu, lima orang tewas. Tetapi, Trump menyangkal tuduhan jika ia menghasut massa untuk menyerang Capitol.

Reporter: Diani Ratna Utami

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Produksi Sampah Capai 65 Ton selama Lebaran, WALHI Jogja Ingatkan Penanganan Jangan hanya Menumpuk

Mata Indonesia, Yogyakarta - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY mencatat peningkatan sebanyak 65 ton sampah di Kota Yogyakarta, Sleman, dan Bantul selama periode 8-15 April 2024 atau masa lebaran. Persoalan sampah di DIY ini juga diingatkan oleh WALHI agar Pemda mencari penanganan lanjutan ke depan.
- Advertisement -

Baca berita yang ini