Legiun Asing Prancis Cikal Bakal Pasukan Multinasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Saat Irak digempur Amerika dan sekutu-sekutunya pada peristiwa Perang Teluk, muncul istilah Pasukan Multinasional. Pasukan ini terdiri dari berbagai satuan tempur negara-negara dibawah komando Amerika Serikat

Nah, jauh sebelum muncul istilah Pasukan Multinasional, Prancis punya satuan tempur yang terdiri dari pasukan-pasukan berbagai suku bangsa. Nama satuan temput itu adalah Legiun Etrangere (LE) atau French Foreign Legion (FFL) dalam bahasa Indonesia biasanya disebut Legiun Asing.

Pasukan ini dikenal sangat loyal, terlatih, dan semua personelnya rela mati demi kejayaan Prancis. Kesetiaan para tentara asing ini bahkan sudah berlangsung selama ratusan tahun.

Sebagai contoh, tahun 1863 pasukan Legiun Asing Prancis ditugaskan ke Mexico. Tugas itu ternyata menjadi penugasan yang berdarah-berdarah karena pasukan FFL yang jumlahnya terbatas harus bertempur mati-matian melawan ribuan pasukan Mexico.

Demikian berani dan fanatiknya dalam bertempur, komadan pasukan Mexico sampai menjuluki para personel FFL sebagai iblis.

Sebanyak 62 tentara FFL dan tiga perwira yang dipimpin Kapten Danjou harus bertempur melawan Mexican Army yang terdiri dari 3.000 tentara terorganisir yang dikomandani oleh Kolonel Milan.

Dalam pertempuran untuk mempertahankan  Benteng Hacienda Camaron yang kemudian lebih dikenal dengan Battle of Camaron itu, anggota FFL telah menunjukkan jati diri yang sebenarnya.

Membela kehormatan dan loyalitas sebagai anggota FFL, yaitu Honneur et Fidelite, adalah segala-galanya dan bila perlu sampai mengorbankan nyawa.

Kapten Danjou yang merupakan komandan FFL di Mexico tewas tertembak setelah sebelumnya menolak untuk menyerah.  Bagi anggota FFL yang mendapat didikan sangat keras, mereka memang tidak mempunyai kata menyerah selama masih mampu berdiri.

Atas kehebatan mereka dalam Battle of Camaron, Kolonel Milan yang salut kepada perjuangan FFL lalu mengizinkan dua anggota FFL yang masih hidup untuk kembali ke Prancis.

Kolonel Milan berkomentar tak ada gunanya menawan orang-orang seperti itu karena mereka bukan manusia tapi iblis (These are not men, they are devil). Dapat dibayangkan, ketika bertempur para personel FFL itu seperti orang-orang yang sedang kerasukan setan.

Pertempuran Pasukan Legiun Asing Prancis dengan Tentara Meksiko
Pertempuran Pasukan Legiun Asing Prancis dengan Tentara Meksiko

Kisah heroik Battle of Camaron lalu dijadikan momen peringatan bagi FFL, yaitu Cameron Day yang dirayakan setiap tanggal 30 April.

Sejak peristiwa heroik Battle of Camaron, anggota FFL tidak lagi dipandang sebelah mata lagi oleh militer Prancis. Mereka kemudian memiliki posisi sejajar dan fasilitas yang sama.

Dari tahun ke tahun organisasi dan ikatan batin FFL bahkan menjadi semakin mantap berkat semangat Cameron Day yang kemudian terus-menerus dipompakan kepada generasi berikutnya.

Hingga saat ini FFL telah menjadi tentara elite Prancis yang terorganisir sangat profesional, well trained, dan  memiliki perangkat tempur lengkap standar French Army.

Organisasi FFL terdiri tiga unit berspesikasi khusus. Yaitu kavaleri, infanteri, dan airborne/lintas udara. Tiga unit pasukan FFL ini masih memiliki sejumlah satuan lagi, baik yang bermarkas di dalam Prancis maupun di luar Prancis.

Legiun Asing Prancis
Legiun Asing Prancis

Unit atau satuan FFL yang bermarkas di Prancis, antara lain 1st  Foreign Cavalry Regiment (markas: Oranye), 1stForeign Regiment (markas: Aubagne), 4thForeign Regiment (Castlenaudary), 1stForeign Enginer Regiment (Laudun), dan 2nd Foreign Engineer Regiment (St Christol).

Sedangkan satuan FFL yang bermarkas di luar Prancis adalah 2ndForeign Parachute Regiment (Calvi/Corsica), 3rdForeign Infantry Regiment (Guiana), dan 13 th Foreign Legiun Demi-Brigade (Djibouti/Afrika).

Seperti pada masa lalu, keberadaan satuan FFL di luar negeri difungsikan untuk menjaga kepentingan politik dan ekonomi Prancis. Satuan-satuan FFL ini juga siap digerakkan ke kawasan konflik mana pun baik itu untuk misi kemanusiaan atau misi tempur.

Saat didirikan tahun 1831 sampai tahun 2008, prajurit FFL ini berasal dari 140 negara. Tidak tanggung-tanggung negara-negara Asia juga ikut masuk sebagai prajurit FFL, seperti Indonesia, Jepang, dan Timur Tengah.

Awalnya, pada abad ke 19, FFL digunakan untuk memperluas dan mengamankan koloni kerajaan Perancis. Dalam perkembangannya, sekitar 40.000 prajurit tewas karena ditugaskan ke beberapa konflik yang terjadi di belahan dunia.

Para Legionaire, sebutan prajurit FFL, didoktrin setia dan loyal pada kesatuannya sendiri. Mereka tidak pernah bersumpah mengabdi pada Prancis melainkan pada kesatuannya hingga para Legionaire menciptakan slogan “Legio Patria Nostra” berarti “Legiun adalah Tanah Air”.

Reporter : Rama Kresna Pryawan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini