Larangan Menggunakan Alas Kaki Khas Desa Andaman, India

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW DEHLI – India memang terkenal dengan tradisi-tradisi mereka yang unik. Salah satu tradisi yang unik berasal dari Desa Andaman yang terletak di Tamil Nadu di India Selatan.

Desa Andaman berjarak 450 Km dari ibu kota Tamil Nadu, Chennai. Tidak banyak penduduk yang tinggal di daerah itu. Hanya sekitar 130 keluarga dan mayoritas mata pencaharian di sana adalah buruh tani.

Tidak menggunakan alas kaki merupakan tradisi khas dari Desa Andaman. Namun untuk orang-orang yang sudah sangat tua dan lemah, mereka masih boleh menggunakan alas kaki. Semua orang mulai dari anak-anak sampai orang dewasa melakukan aktivitas tanpa menggunakan alas kaki. Bahkan orang-orang yang memiliki pekerjaan di luar Desa Andaman akan membawa sepatunya di tangan dan baru akan mereka gunakan setelah mereka sudah berada di luar desa.

Menurut kepercayaan dari cerita legenda yang ada, tradisi Desa Andaman ini berawal dari pemasangan patung tanah liat Dewi Muthyalamma pertama kali di bawah pohon Mimba di pinggiran desa.

Saat pendeta sedang menghiasi patung dan orang-orang sedang khusyuk berdoa,  ada seorang pria muda yang berjalan melewati patung tersebut menggunakan sepatunya.

Tidak jelas apakah memang niat dari pria muda ini melecehkan upacara yang sedang berjalan saat itu. Tetapi legenda mengatakan pria muda itu langsung jatuh di tengah jalan. Malamnya pria muda itu terkena demam misterius yang membuatnya sakit dan butuh waktu yang lama untuknya pulih dari deman tersebut.

Mulai saat itulah penduduk di Desa Andaman tidak menggunakan alas kaki. Namun, tradisi yang sudah ada sejak dulu ini masih bertahan bukan karena orang-orang takut akan nasib sial, melainkan karena sudah terbiasa.

Karena tradisi ini sudah turun temurun sejak kecil membuat hal itu jadi kebiasaan warga desa. Selain itu, sebagai bentuk rasa hormat dan cinta mereka terhadap tradisi kuno yang sudah ada sejak lama.

Tradisi ini juga mengukir rasa identitas dan komunitas desa. Tradisi ini menimbulkan rasa kekeluargaan dari setiap warga yang tinggal di Desa Andaman. Kekeluargaan yang ada di desa ini bahkan melahirkan kearifan lokal. Ketika seseorang di desa itu ada yang meninggal, terlepas dari orang yang meninggal itu kaya atau miskin,  penduduk desa akan menyumbangkan 20 rupee kepada keluarganya.

Penduduk Desa Andaman juga menyelenggarakan Festival Pemasangan Patung Tanah Liat Muthyalamma di bawah pohon Mimba setiap lima hingga delapan tahun sekali. Penduduk percaya selama tiga hari Dewi Muthyalamma akan memberkati seluruh desa sebelum akhirnya patung itu hancur oleh masyarakat. Hal ini menandakan agar apa yang terbuat dari tanah kembali ke tanah.

Selama festival itu berlangsung desa akan penuh dengan doa, pesta, arak-arakan, tarian dan drama. Karena pengeluaran yang tinggi inilah yang membuat festival ini tidak setiap tahun. Bahkan Festival terakhir berlangsung pada tahun 2011. Dan belum pasti kapan Festival berikutnya karena semua tergantung dari sumbangan penduduk lokal Desa Andaman.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pelantikan dan Pengukuhan 27 Pejabat Tinggi Pratama Lingkup Pemprov NTT

Mata Indonesia, Kupang - Sebanyak 27 Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama Lingkup Pemerintah Provinsi NTT dilantik dan dikukuhkan oleh Penjabat...
- Advertisement -

Baca berita yang ini