Kontroversi Kisah Kematian Mustafa Kemal Ataturk, Benarkah Bau Busuk?

Baca Juga

MATA INDONESIA, ANKARA – Mustafa Kemal Ataturk adalah tokoh besar yang telah membebaskan Turki dari belenggu penjajahan. Kuburan Ataturk dibuat luar biasa megahnya, dengan pembangunan yang memakan waktu sembilan tahun, di atas lahan yang sangat luas di atas bukit di ibu kota Turki, Ankara.

Makam Mustafa Kemal Ataturk
Makam Mustafa Kemal Ataturk

Tahun 2019 lalu, sebuah akun Facebook yang kemudian menyebar di sejumlah grup WhatsApp dan kemudian dikutip sejumlah media menulis dan memosting foto kematian Mustafa Kemal karena penyakit kulit, malaria, sirosis hati dan penyakit kelamin. Tak hanya itu beredar kabar bahwa bau busuk menyengat keluar dari makamnya.

Faktanya, tidak ada bukti sejarah yang valid yang dapat memperkuat kisah tersebut. Menurut sejarah Turki, Mustafa Kemal menderita sirosis hati pada awal tahun 1938, meninggal pada 10 November 1938, dan dimakamkan di Museum Etnografi Ankara yang kemudian dipindahkan ke sebuah sarkofagus seberat 42 ton di Mausoleum Anitkabir pada 10 November 1953.

Dan karena dirawat negara, tak ada bau menyengat di sekitar makam Mustafa Kemal.

Mustafa Kemal Ataturk memang seorang pahlawan Turki yang kontroversial. Sebagian orang Turki dan pendukung Kekhalifahan Turki Utsmani membencinya, namun sebagian orang Turki memujanya karena ia adalah orang yang memperjuangkan kemerdekaan Turki dari ancaman negara-negara Eropa saat Perang Dunia I.

Mustafa Kemal mengawali masa rezimnya di Turki berkat strategi tempurnya dalam pemberontakan ketika Perjanjian Serves. Melalui Traktat Lausanne tahun 1923, Mustafa Kemal berupaya menginginkan kemerdekaan bagi Turki. Hingga serangan tersebut berakhir dan menandai berdirinya Republik Turki.

Pria yang merupakan panglima tertinggi, pendiri Republik Turki dan sekaligus Presiden Turki pertama itu mendapat gelar Ataturk atas kepiawaiannya membawa Turki pada modernisasi.

Ia menjabat sebagai presiden selama 15 tahun hingga akhir kematiannya pada tahun 1938. Ia menjalankan banyak reformasi dari segi budaya, politik, dan ekonomi di tanah Turki. Bahkan rakyat Turki segan kepada Mustafa Kemal.

Kemenangan militernya melawan penjajah telah menorehkan jasa besar. Namun, sebagian kalangan yang tidak menyukainya menuding ada siasat terselubung terkait strategi-strategi yang kemudian menjadi ideologi Kemalis atau Kemalisme.

Di rezimnya, Turki menjadi negara yang modern, demokratis, dan sekuler. Sebagai bagian dari sekulerisasi, ia pun membuat kebijakan yakni menjauhkan pemerintahan dengan agama. Serta menghapus kekuasaan lembaga keagamaan.

Banyak yang menganggap ia sebagai orang yang ‘membenci’ tradisi Arab dan Islam. Meski tidak secara terang-terangan ia mengungkapkan hal tersebut, semuanya terlihat jelas dari kebijakan-kebijakan yang keluar saat ia memerintah.

Kemal pernah menerapkan kebijakan di Turki terkait pergantian huruf Arab dengan huruf Latin. Ia memberlakukan kebijakan bahwa mengumandangkan azan dengan menggunakan bahasa Turki. Hal itu justru menjadi kontroversi dan menyalahi ketentuan yang sudah ada.

Mustafa Kemal membuat aturan yang mencerminkan sisi kebenciannya terhadap agama. Ia pun memperkenalkan kalender Gregorian dan menghapus penanggalan Islam. Ia pun mendesak masyarakatnya untuk mengenakan pakaian layaknya orang Barat. Dari bidang sosial-ekonomi, ia melakukan industrialisasi dengan mendirikan pabrik negara. Ia pun membuat jaringan kereta di seluruh wilayah Turki sehingga saling terhubung.

Selain itu, di Negara Seribu Masjid, Mustafa Kemal menghapuskan sistem-sistem yang berbau Islam dari berbagai sektor lainnya. Ia kemudian terus menerapkan sistem barat sebagai penggantinya.

Mustafa Kemal juga memperkenalkan undang-undang terkait persamaan gender, adanya pembatasan pemakaian hijab bagi perempuan Muslim, dan memberikan hak berpolitik kepada perempuan.

Meski begitu, tidak seluruh reformasinya itu berhasil. Justru kebijakannya tentang sekulerisasi menjadi hal yang kontroversial.

Ia memang menjadi pahlawan. Ia juga menjadi sosok paling terhormat di Turki. Namun, banyak juga yang membenci Mustafa Kemal termasuk para ulama karena mengacak-acak hukum Islam yang sudah ada sejak zaman Turki Utsmani.

Bagi para pendukung khilafah, Mustafa Kemal menjadi orang yang bertanggung jawab telah melenyapkan kekhalifahan Islam yang selama berabad-abad lalu menjadi simbol kebesaran umat Islam.

Reporter : Irania Zulia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini