Kisah Hidup Sang Raja, Pele Pesepak Bola Brasil

Baca Juga

MATA INDONESIA, RIO DE JANEIRO  – Sang legenda lapangan hijau dengan nama lengkap Edson Arantes do Nascimento atau yang akrab dikenal dengan Pele, kini sudah tak muda lagi.

Pria kelahiran 23 Oktober 1940 di Tres Coracoes, Brasil ini  walaupun sudah menginjak usia 81 tahun ia tetap menjadi lambang negarnya, ikon, pahlawan, superstar, juga kontroversial.

Pele merupakan anak dari pasangan Dondinho dan Celeste Arantes, Pele kecil hidup dari daerah yang dilanda kemiskinsn saat itu. Ayahnya merupakan seorang pesepak bola yang juga buruh pabrik.

Dondinho memiliki ambisi untk mengangkat derajat sosial keluarganya, menjadi pemain bola adalah jawabannya saat itu. Dondinho berusaha mewariskan impiannya itu kepada anaknya, karena ketika ia menjadi pemain sepak bola dia pernah mengalami cedera, yaitu robek ligamen pada kaki kanannya.

Walaupun dalam segi fisik Pele sangat jauh dari pemain sepak bola, namun Dondinho tak menyerah begitu saja. Pele kecil berlatih sepak bola bersama ayahnya. Ia mengajarkan berbagai teknik sepak bola. Sayangnya, karena keterbatasan uang, ia tak bisa membeli bola hingga memakai kaos kaki yang dilapisi koran dan diikat dengan tali atau jeruk bali untuk dijadikannya sebagai bola.

Walaupun dalam segi fisik dinilai sangat jauh dari pemain sepak bola, namun ternyata ia memiliki bakat yang luar biasa dalam bermain sepak bola. Untuk itu Dondinho pun tak ragu untuk memasukkannya ke sekolah sepak bola. Karena keterbatasan fisiknya membuat ia mempunyai gerakan unik dalam mengaplikasikan tekninya dalam bermain bola.

Ia tumbuh dengan sebuah tim lokal junior Klub Atletik Bauru. Walaupun usianya masih terbilang muda saat itu, namun ia berhasil memenangkan kejuaraan Pemuda Sao Paulo sebanyak dua kali. Di sana bahkan ia mendominasi permainan juga berhasil keluar sebagai pencetak gol paling banyak turnamen.

Ketika menginjak usia 16 tahun, ia masuk ke dalam Santos FC. Pele masuk ke Santos FC berkat bantuan sang pelatih, Waldemar de Brito. Brito meyakinkan manajer dan pelatih Santos FC dengan memprediksi bahwa Pele akan menjadi pemain terhebat di dunia.

Pada 1955 dia menandatangi kontrak bersama Santos FC dan bergabung di tim utama. Ketika itu pula dia berhasil mencetak gol yang banyak di musim pertamanya ia di Santos FC. Melihat kecemerlangan karir pada diri Pele, tim nasional Brasil meminta Pele bergabung, ketika Pele baru setahun di Santos FC.

Karier Pele mulai bertambah cemerlang ketika Pele bermain di Piala Dunia pada 1958 yang saat itu berlangsung di Swedia. Di sana berhasil menampilkan penampilan yang sungguh cantik. Penampilan yang luar biasa, dengan tubuhnya yang atletis, dan visi bermainnya di lampangan yang begitu tajam, membuat sorotan dunia tertuju terhadapnya.

Sorotan dunia tambah tertuju padanya ketika ia berhasil mencetak tiga gol pada semifinal melawan Prancis. Brasil menang 5-2 melawan Prancis. Tak hanya itu dalam final dia berhasil mencetak dua gol dan menang melawan tuan rumah, Swiss dengan skor 5-2 untuk kemenangan Brasil. Pele berhasil menjuarai Piala Dunia juga sebagai pemain termuda yang berhasil merebut Piala Dunia. Bahkan tak ada yang melampaui hal tersebut hingga saat ini.

Semenjak kepiawannya bermain sepak bola dalam laga Piala Dunia saat itu, tawaran-tawaran dari berbagai klub Eropa mulai menghampirinya. Walaupun banyak tawaran bermain di klub-klub ternama Eropa namun Pele tetap memilih di Santos.

Setelah kejuaraan dunia itu Presiden Brasil, Janio Quadros, meresmikan Pele sebagai harta nasional yang saat itu menjadi hal yang sangat menghebohkan. Karena itu menutup kemungkinan Pele bermain di negara lain.

Pada Piala Dunia 1962 Pele masih ikut berkontribusi. Saat itu Brasil berhasil mempertahankan Piala Dunia. Namun Pele saat itu harus duduk di bangku cadangan karena  mengalami cedera.

Pada Piala Dunia 1966 yang berlangsung di Inggris, ia mengalami cedera kembali dan Brasil harus pulang di babak penyisihan. Walaupun saat itu mengalami kekalahan namun Pele tetap menjadi legenda.

Sebelum menutup kariernya sebagai pemain sepak bola pada 1977, pada Piala Dunia 1970 Pele dan timnya berhasil memenangkan kembali Piala Dunia. Pemerintah menobatkan Pele sebagai legenda Tim Nasional Brasil.

Di tahun ketika ia menutup kariernya ia menjabat menjadi Menteri Olahraga Brasil dan duta badan PBB Unesco beberapa tahun setelahnya.

Namun ketika menjabat sebagai menteri, terjadi gejolak besar lantaran harus melawan kasus korupsi yang terjadi di Brasil. Usaha, tenaga, pikiran, dan materi sudah ia kerahkan, namun semuah itu berakhir tak sesuai dengan rencana.

Karena itu ia pun mundur dari kursi jabatannya. Kemudian setelah mundur dari menteri, ia beralih profesi sebagai bintang iklan yang selalu menampilkan wajah khasnya ketika senyum.

Kini di usia tuanya, kesehatan tubuhnya mulai menurun. Hal itu karena Pele mengalami beberapa penyakit komplikasi seperti batu ginjal, infeksi saluran kencing, bahkan pernah operasi pergantian pinggul. Saat ini sang raja bola itu harus memakai kursi rodanya.

Reporter : Indah Suci Raudlah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

AMN Manado Bangkitkan Etos Pemuda Jadi Cendekia Cerdas dan Terhormat

Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Manado membangkitkan etos para pemuda untuk menjadi cendekia yang cerdas dan terhormat, sehingga mereka terampil...
- Advertisement -

Baca berita yang ini